Palestina, MINA – Cuaca dingin, hujan dan salju telah menghantam dan mengepung Jalur Gaza sejak awal pekan lalu, dan diperkirakan akan berlanjut sampai akhir pekan ini.
Palestinepost24 melaporkan dikutip MINA, Selasa (21/1), orang-orang Gaza terkena dampak yang sangat buruk, karena kekurangan bahan bakar dan kurangnya peralatan pemanas rumah tangga sebagai akibat blokade yang dilakukan Zionis Israel selama kurang lebih 13 tahun.
Berdasarkan ramalan cuaca Palestina, bahwa front dingin, yang disertai dengan hujan lebat, angin kencang mencapai hingga 90 km per jam, dengan gelombang setinggi 3 meter dan salju akan berlanjut hingga akhir pekan ini.
Menanggapi kondisi cuaca yang buruk tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum Palestina mengatakan, bahwa tim penyelamat siap untuk menghadapi keadaan darurat apa pun.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Namun, kementerian mengeluh karena kurangnya peralatan darurat akibat blokade karena otoritas pendudukan Israel tidak mengizinkan masuknya peralatan yang diperlukan seperti pompa air, kabel baja, dan pipa, yang harus diimpor dari luar negeri.
Kementerian juga memperingatkan bahwa pompa lama mungkin tidak berfungsi dengan baik. Hal ini memicu kekhawatiran akan banjir dan tingkat air yang tinggi di daerah perumahan dataran rendah.
Mantan Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah, yang sekarang menjadi Kepala Bbiro Politik Hamas, mengambil bagian secara pribadi dalam upaya penyelamatan pada tahun 2015.
Situasi di Gaza memburuk setelah serangan militer besar Israel merusak saluran air limbah, air, dan infrastruktur komunikasi yang rusak parah.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun AS Bebaskan Saudara Laki-Laki Khaled Meshal
Pertahanan Sipil Palestina menyiagakan timnya, khawatir akan ada keadaan darurat di seluruh Jalur Gaza, di mana sistem pembuangan limbah dan pompa air hujan tidak berfungsi sepenuhnya karena pengepungan Zionis Israel selama satu dekade.
Ribuan warga Gaza masih tinggal di tenda-tenda darurat dan karavan setelah rumah-rumah mereka dihancurkan tentara Zionis Israel selama 51 hari pada tahun 2014 lalu. Lainnya tinggal di properti yang rusak sebagian yang rentan terhadap air hujan dan cuaca dingin karena belum diperbaiki. (T/R12/P1).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel