Cuaca Panas Dapat Picu Pneumonia, Jamaah Haji Diimbau Bawa Masker

Petugas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).(Foto: MCH Kemenag)

Makkah, MINA – Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr Enny Nuryanti mengungkapkan, cuaca panas di Arab Saudi saat ini rata-rata mencapai suhu 39-43 derajat celsius.

Ia mengatakan hal tersebut dapat memicu beberapa penyakit terutama penyakit pernapasan.

“Pneumonia terjadi berawal dari infeksi saluran pernafasan atas atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bisa dipicu cuaca panas. Selain itu, kebanyakan jamaah haji saat beribadah tak bisa menghindarkan diri dari kerumunan, sehingga mudah tertular ISPA,” ucapnya di Makkah, dilaporkan MCH Kemenag dikutip MINA, Kamis (30/5).

Enny mengimbau jamaah haji untuk tetap mengenakan masker saat beribadah atau beraktifitas. “Jemaah diimbau tetap memakai masker di luar prosesi ibadah tawaf saat umrah wajib. Masker sangat penting sebagai benteng pertahanan diri jemaah dari penyakit,” ucapnya.

Baca Juga:  Lebih dari 600 Pengkhotbah Tersedia Selama Musim Haji 2024

“Jadi saat di tempat umum, wajib pakai masker. Apalagi para lansia, mereka bisa lebih rentan karena kondisi tubunya juga rsiti,” lanjut dr Enny.

Tak hanya masker, dr Enny juga mengimbau pada jemaah haji untuk tetap menjaga imun tubuh dengan banyak mengkonsumsi vitamin dan makanan bergizi. Selain itu, istirahat yang cukup, serta minum air putih dan oralit untuk menjaga cairan tubuh.

“Jadi banyak-banyak minum air putih serta minum oralit juga diperlukan untuk memenuhi cairan tubuh. Dan yang paling penting itu berhenti merokok bagi yang merokok,” saran dr Enny.

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sendiri mencatat ada 57 jemaah haji yang saat ini masih dirawat inap karena 3 penyakit dominan. Yaitu pneumonia, dispepsia atau keluhan lambung dan demensia.

Baca Juga:  Lebih dari 600 Pengkhotbah Tersedia Selama Musim Haji 2024

KKHI juga mencatat sejak 20 Mei 2024, KKHI menerima 137 pasien rawat jalan. “Kebanyakan pasien tergolong lansia. Sama dengan yang rawat inap kasus terbanyak Pneumonia, disusul hipertensi dan demensia,” ujarnya.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi