Jakarta, MINA – Cucu aktivis anti-apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela, Nkosi Zwelivelile mengkritik Kongres Amerika Serikat (AS) karena memberi sambutan dan tepuk tangan meriah untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika berpidato di pertemuan tersebut.
“Dengan sangat jijik bahwa kami menyatakan kemarahan kami terhadap Kongres yang menyembunyikan seorang penjahat perang (Netanyahu) dan kegagalan mereka untuk menangkapnya berdasarkan surat perintah penangkapan ICC. Ini sama dengan pelanggaran hukum internasional,” kata Zwelivelile dalam pernyataan tertulis yang diterima MINA di Jakarta, Sabtu (27/7).
Zwelivelile menyebut, Kongres AS telah gagal menegakkan nilai-nilai konstitusi mereka sendiri karena telah menyambut Netanyahu yang menurutnya merupakan penjahat perang.
“Kongres AS gagal menegakkan nilai -nilai konstitusi sendiri dengan menyambut penjahat perang Netanyahu, pembunuh bayi, anak -anak dan wanita. Alih-alih menangkapnya karena tindakan genosida, pembersihan etnis, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan, ia malah disambut dan menerima tepuk tangan meriah seperti pahlawan,” ujarnya.
Baca Juga: 20 Staf Gedung Putih: Biden Gagal Atasi Gaza
Menurut Zwelivelile atau yang dikenal Mandla Mandela, apa yang dilakukan Kongres AS itu menunjukkan keterlibatan mereka atas genosida di Gaza.
Mantan anggota Majelis Nasional Afrika Selatan itu bahkan mengatakan, tindakan Kongres AS setara dengan Adolf Hitler yang bertepuk tangan untuk Holocaust.
“Kami menyerukan kepada masyarakat dunia yang mencintai kebebasan untuk mengintensifkan aksi protes yang menuntut penangkapan Netanyahu dan kabinet penjahat perangnya, melarang Apartheid Israel dari Olimpiade Paris, dan untuk mengisolasi Apartheid Israel dari komunitas negara-negara global,” pungkas Mandla Mandela dalam pernyataan tertanggal 26 Juli 2024 di Provinsi Cape Timur, Afrika Selatan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komunitas Arab di Inggris Desak PM Keir Starmer Hentikan Genosida di Gaza