Jakarta, MINA – Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simajuntak menegaskan, korupsi menjadi sumber utama segala kejahatan.
“Dalam Islam, korupsi adalah sumber utama segala kejahatan.Kebencian SARA, terorisme, narkoba, semua bermuara pada kejahatan korupsi. Setiap kejahatan itu selalu ada gejala dan praktek rente,” kata Dahnil Diskusi Berseri Madrasah Anti Korupsi di aula gedung PP Muhammadiyah Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/12).
Pendiri Madrasah Antikorupsi itu juga menyampaikan kekhawatirannya terkait permisivisme agenda pemberantasan korupsi dengan menyertakan contoh ujaran beberapa tokoh yang mengerdilkan bahaya korupsi dengan perbandingan yang tidak tepat.
“Misalnya adalah ucapan seperti SARA jauh lebih berbahaya daripada korupsi. Pernyataan seperti ini memperkecil bahaya korupsi dari kejahatan lain,” ujarnya di hadapan diskusi diskusi bertajuk “Catatan Akhir Tahun 2017: Satu Tahun Politik Anti Korupsi Pemerintahan Jokowi” itu.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Menurut Dahnil, tidak jelasnya kasus penyidik KPK Anies Baswedan sampai saat ini adalah bukti komitmen presiden yang dinilai lemah.
Dia menyayangkan ketidakseriusan penyelesaian kasus Novel, termasuk adanya perusakan alat bukti. Sebab menurutnya jika kasus ini diproses dengan serius maka akan nampak jelas siapa-siapa dari para oknum petinggi negara yang terlibat kejahatan terhadap negara.
“Selama 257 hari penegak hukum belum juga menujukkan kemajuan apapun dalam mengungkap pelaku dan otak pelaku teror terhadap Novel Baswedan,” imbuhnya.
Dahnil mengungkapkan, pekerjaan rumah kita hari ini adalah menyadarkan kembali presiden yang kehilangan komitmennya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Dia menilai bahwa komitmen Presiden Jokowi terhadap pemberantasan korupsi masih diragukan, langkah politik pemerintahan Jokowi dirasa belum berpihak pada gerakan anti korupsi.
“Hari ini presiden kehilangan komitmennya,” ujar Dahnil. Padahal, menurut Dahnil kunci utama pemberantasan korupsi yang paling ampuh adalah peran Presiden.
Selain Dahnil Anzar Simanjuntak dan Haris Azhar dalam diskusi yang dihelar di gedung K.H. Ahmad Dahlan PP Muhammadiyah tersebut hadir juga wakil Kordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan serta Aktivis HAM dan Anti Korupsi Haris Azhar.(L/R01/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri