Di balik kelembutan fisiknya, seorang wanita menyimpan kekuatan luar biasa yang mampu mengubah wajah sebuah rumah tangga, membentuk sebuah generasi dan menentukan arah sebuah peradaban.
Peran wanita sebagai istri dan ibu bukanlah peran biasa, ia berperan sebagai pendidik pertama bagi anak-anak, penjaga moral keluarga, dan sumber ketenangan bagi suami. Ia adalah pondasi utama dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, rahmah dan penuh barakah.
Wanita adalah Pemimpin di Rumahnya
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: 10 Tips Menjadi Muslimah yang Dicintai Allah dan Rasul-Nya
“وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْؤُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا”
“Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829)
Karena perannya begitu besar, para ulama salaf menekankan pentingnya seorang pria memilih pasangan hidup dengan cermat. Disebutkan dalam Adab ad-Dunya wa ad-Din (hlm. 129),
“Seorang pria akan sangat dipengaruhi oleh agama istrinya. Cinta dapat membuatnya mengikuti jalan hidup istrinya, mencocokkan diri dengannya, dan tak sanggup menentangnya.”
Baca Juga: Rahasia Muslimah Sukses dalam Mengelola Waktu
Bukan Sekadar Cinta, Tapi Keimanan
Cinta saja tidak cukup untuk membangun bahtera kehidupan yang kokoh. Ia butuh pondasi yang lebih dalam dan kuat, yaitu ketaatan kepada Allah, kesabaran dalam menghadapi ujian, dan keikhlasan dalam menjalankan peran. Sebagaimana dalam syair bijak yang dikutip Ibnul Qayyim dalam Raudhatul Muhibbin (hlm. 51):
“Cinta bukan karena keindahan yang memanjakan mata, tapi karena adanya kesatuan hati dan jiwa yang dibingkai keimanan.”
Aktsam bin Shaifi pernah menasihati putranya:
“Wahai anakku, janganlah engkau tertipu oleh kecantikan semata. Lihatlah juga kepada keturunan dan kemuliaan nasab. Menikahi wanita yang mulia adalah tangga menuju kemuliaan.” (Adab ad-Dunya wa ad-Din, hlm. 132)
Baca Juga: Menjadi Muslimah Hebat: Dari Rumah Menuju Surga
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menganjurkan agar seorang pria menikahi wanita karena agamanya. Bukan sekadar rupa atau harta, tapi karena keimanan, akhlak, dan ketakwaan yang menyatu dalam diri seorang wanita akan menjadi sumber keberkahan dalam rumah tangga.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)
Baca Juga: Muslimah Produktif: Antara Ibadah dan Karya Nyata
Istri Shalihah adalah Anugerah Dunia Akhirat
Wanita shalihah adalah aset paling berharga bagi suami. Ia menjadi penolong dalam ketaatan, pendamping dalam kesulitan, dan ibu teladan yang menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini kepada anak-anak.
Pepatah Arab mengatakan:
“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Begitu pula anak-anak, akan tumbuh meneladani orang tuanya, khususnya sang ibu yang setiap hari menjadi panutan pertama dalam hidup mereka.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: 13 Cara Menjadi Muslimah Bermanfaat di Manapun Berada
الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita (istri) shalihah.” (HR. Muslim no. 1467)
Istri yang bertakwa akan mempengaruhi lingkungan rumahnya. Ia membimbing anak-anak dengan akhlak Qur’ani, dan menjadi mitra sejati bagi suaminya dalam ketakwaan. Karena cinta yang didasari iman akan mendorong suami untuk tunduk pada kebenaran, bukan sekadar mengikuti hawa nafsu.
Warisan Terindah adalah Ibu yang Tak Tercela
Peran ibu bukan sekadar memeluk dan menyusui, tapi membentuk karakter dan masa depan anak. Seorang ayah shalih, Abul Aswad ad-Du’ali, berkata kepada anak-anaknya:
Baca Juga: Sobat Muslimah, Perhatikan 4 Hal Berikut Ini Saat Lebaran
“Aku telah berbuat baik kepada kalian sejak kecil, dewasa, bahkan sebelum kalian dilahirkan.” Anak-anaknya pun bertanya, “Bagaimana ayah berbuat baik kepada kami sebelum kami lahir?” Ia menjawab, “Dengan memilihkan ibu yang tidak akan pernah kalian cela.” (Adab ad-Dunya wa ad-Din, hlm. 132)
Begitu besar pengaruh seorang ibu dalam membentuk karakter anak-anaknya. Seorang ibu yang shalihah adalah warisan paling berharga yang bisa ditinggalkan oleh seorang ayah untuk anak-anaknya.
Mitra Menuju Surga
Wanita shalihah bukan hanya pendamping, tapi mitra dalam perjalanan menuju surga. Ia menguatkan saat lemah, menasihati saat lalai, dan menjadi sumber semangat dalam perjuangan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: Perempuan Palestina: Simbol Keteguhan dan Perlawanan
مَنْ رَزَقَهُ اللَّهُ امْرَأَةً صَالِحَةً، فَقَدْ أَعَانَهُ عَلَى شَطْرِ دِينِهِ، فَلْيَتَّقِ اللَّهَ فِي الشِّطْرِ الْبَاقِي
“Barangsiapa yang dikaruniai oleh Allah seorang istri yang shalihah, maka sungguh Allah telah membantunya dalam menyempurnakan separuh agamanya. Maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam separuh lainnya.” (HR. Ath-Thabarani dan al-Hakim, dishahihkan oleh adz-Dzahabi)
Lihatlah Asiyah, istri Fir’aun, yang tetap beriman meski hidup dalam tekanan penguasa paling kejam. Allah mengabadikan doanya:
رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
Baca Juga: Perak Indonesia Luncurkan Kado Mukena Nusantara
“Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu di surga.” (QS. At-Tahrim: 11)
Atau Khadijah, istri pertama Rasulullah. Ia adalah penenang, pendukung, dan penopang perjuangan dakwah di saat semua pintu tertutup. Wanita yang wafat dalam iman dan diridhai Allah serta Rasul-Nya.
Menjadi wanita adalah anugerah. Menjadi istri dan ibu adalah amanah besar yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Ketika wanita memilih jalan takwa, ia sedang membentuk generasi unggul, menjaga benteng masyarakat, dan menyebarkan ketenangan di tengah dunia yang gaduh.
Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Islam bagi Muslimah
Semoga Allah menjadikan kita, para wanita dan para suami yang bersanding dengan wanita shalihah, sebagai pemilik rumah tangga yang diridhai dan menjadi saksi amal shaleh di akhirat kelak.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ…
“Dan orang-orang yang beriman, dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka…” (QS. Ath-Thur: 21). []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tips Berpakaian Syar’i Namun Tetap Gaya