Jakarta, MINA – Dai kondang ustad Syamsuddin Nur Maka mengatakan peran Media Sosial sangat berarti sebagai sarana penyampaian dakwah kepada kaum milenial.
“Salah satu platform yang paling aktif di Indonesia adalah TikTok. Meskipun aplikasi ini awalnya dikenal untuk mendengar musik dan berjoget-joget,” kata ustaz Syamsuddin saat webinar Penguatan Peran Da’I Milenial dalam Kebangkitan dari Dampak Pandemi Covid-19, Selasa (21/9).
Namun katanya, (seiring waktu) banyak yang menggunakannya sebagai sarana informasi dan edukasi, pebisnis, dokter, bahkan banyak da’i milenial yang masuk ke arah sana.
Ia mengatakan, kelebihan media sosial bisa berinteraksi langsung contoh saat satu orang bertanya, jawabannya bisa didapatkan oleh semua orang yang melihatnya.
Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi
Selain itu, TikTok memiliki algoritma yang sangat berbeda dengan sosial media lainnya seperti Instagram. ‘’Kalo di Instagram kita bisa dapat informasi kalau kita follow, kalau TikTok FYP, tidak harus orang follow dahulu, mereka hanya cukup install TikTok, materi kita bisa sampai pada gadget mereka,’’ katanya.
Pertama, para da’i harus melihat algoritma TikTok terkait musik yang sedang viral di TikTok. Kemudian, para da’i bisa menggunakan musik tersebut untuk sarana dakwah.
”Saya membuat konten dakwah, musik yang sedang viral. Musiknya di mute, dan yang terdengar adalah suara saya,’’ imbuhnya.
Kedua, dalam berdakwah jangan sampai menjelakkan orang lain. Selain itu, dakwah juga tidak bisa semuanya kita share kepada orang lain. Ia menceritakan pengalamanya bahwa dakwah digital sangat luar biasa.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
‘’Saya pernah berdakwah di Masjid Kubah Emas yang berada di Depok Jawa Barat saat itu siarkan melalui TV namun masih kalah jauh berdakwah di Media Sosial,’’ ujarnya sambil memotivasi para da’i milenial. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Meriahkan BSP, LDF Al-Kautsar Unimal Gelar Diskusi Global Leadership