Mosul, 5 Jumadil Akhir 1438/4 Maret 2017 (MINA) – Aliran pengungsi dari Mosul Barat meningkat pesat hingga mencapai 14.000 sehari untuk menyelamatkan diri dari pertempuran sengit antara pasukan keamanan Irak dan kelompok Islamic State (ISIS).
Sementara itu, tenaga medis memperingatkan bahwa perempuan dan anak-anak telah terkena gas beracun di dekat kota.
Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan pada hari Jumat (3/3) bahwa 14.000 orang melarikan diri dari kota Irak utara itu untuk di hari Kamis saja. Itu menjadi gelombang pengungsi terbesar sejak operasi militer di Mosul Barat diluncurkan pada 19 Februari.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kementerian mengatakan, jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Mosul Barat sejak awal operasi telah mencapai 46.000.
Wartawan Al Jazeera yang dikutip MINA melaporkan Mosul Timur bahwa terjadi intensitas serangan udara koalisi yang dipimpin Amerika Serikat.
“Orang-orang di kamp yang baru saja tiba menjelaskan bagaimana menakutkannya situasi orang-orang di garis depan,” katanya.
Komite Palang Merah Internasional mengatakan pada hari Jumat bahwa tujuh orang mendapat pengobatan karena paparan bahan kimia di dekat Mosul.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Gejala-gejala terkena paparan bahan kimia berupa kulit lecet, mata kemerahan, iritasi, muntah dan batuk.
ISIS yang menguasai mayoritas wilayah Mosul Barat telah dituding menggunakan senjata kimia dalam perang dengan pasukan Irak yang sudah lebih dari dua tahun.
Militan ISIS menggunakan pengebom mobil bunuh diri, penembak jitu dan jebakan untuk melawan serangan yang dilancarkan oleh puluhan ribu tentara Irak, pasukan Peshmerga Kurdi dan kelompok paramiliter Syiah Iran yang terlatih. (T/RI-1/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon