Gaza, MINA – Satu keluarga Palestina di Jalur Gaza yang beranggotakan delapan orang, harus kehilangan nyawa semua dalam sepersekian detik saja oleh serangan udara Israel yang menghantam gedung tempat mereka berada.
Serangan itu terjadi pada Kamis (14/11), tidak lama sebelum gencatan senjata disepakati oleh kelompok perlawanan Jihad Islam di Gaza dengan Israel yang ditengahi oleh Mesir.
Penduduk mengatakan, serangan udara datang tanpa peringatan. Dua ledakan keras mengguncang Gaza malam itu, menghancurkan rumah Abu Malhous dan membunuh delapan anggota keluarganya.
Abdelhaj Musleh, seorang tetangga, mengatakan, banyak anak tinggal di rumah itu.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Jika ada peringatan, tidak ada yang akan menunggu kematian dan kehancuran ini,” katanya, demikian Times of Israel melaporkan.
Tetangga mengatakan, seorang komandan Jihad Islam tinggal di rumah yang dihancurkan. Namun, komandan itu tidak ada di rumah dan sedang bersembunyi.
Tapi, saudaranya, Rasmi Abu Malhous terbunuh, bersama dengan istri dan lima anak mereka yang berusia di bawah 13 tahun, termasuk putranya yang berusia 7 tahun dan dua keponakannya, usia 2 dan 3 tahun.
Militer Israel sedang menyelidiki serangan Kamis di kota Gaza tengah Deir el-Balah, Haaretz melaporkan Jumat pagi (15/11).
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Sumber-sumber militer yang dikutip oleh surat kabar itu mengatakan, tentara tidak mengetahui kehadiran keluarga di gedung ketika melakukan penembakan dan pihaknya bermaksud menyerang infrastruktur Jihad Islam.
Seorang juru bicara militer Israel pada Kamis menuding Rasmi Abu Malhous (45) adalah seorang anggota Jihad Islam dan pemimpin unit roketnya.
Namun, para tetangga mengklaim dia tidak terlibat dalam aktivitas militan apa pun. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka