Jakarta, MINA – Harga cabai di beberapa wilayah Indonesia kembali mengalami lonjakan signifikan dalam sepekan terkhir, termasuk Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Makassar.
Di pasar tradisional Jakarta, harga cabai rawit merah mencapai Rp 100.000 per kilogram, naik dari Rp 70.000 pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, di Surabaya dan Bandung, harga berkisar antara Rp 90.000 hingga Rp 95.000 per kilogram. Makassar juga melaporkan kenaikan serupa, dengan harga menyentuh Rp 85.000 per kilogram, mengutip Antara pada Rabu (15/1).
Kenaikan harga ini dipicu oleh beberapa faktor utama, antara lain Cuaca Ekstrem. Hujan lebat yang terjadi di berbagai daerah sentra produksi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan mengakibatkan gagal panen.
Baca Juga: Prediksi Lima Tren Utama Keamanan Siber Asia Pasifik di 2025
Kondisi ini membuat pasokan cabai ke pasar menurun drastis.
Selain itu, distribusi hasil panen terganggu akibat infrastruktur yang rusak oleh banjir, sehingga biaya transportasi meningkat.
Di sisi lain, permintaan cabai tetap tinggi, terutama menjelang musim perayaan seperti Imlek dan acara hajatan lainnya, yang menjadi ciri khas konsumsi masyarakat Indonesia.
Kenaikan harga cabai memberikan dampak yang cukup berat, terutama bagi pelaku usaha kuliner skala kecil dan menengah.
Baca Juga: Universitas Moestopo Undang Akademisi Malaysia Bahas Kondisi Dunia
Banyak pedagang makanan terpaksa menaikkan harga jual atau mengurangi porsi cabai dalam masakan. Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi daya beli masyarakat secara keseluruhan.
Pemerintah diharapkan dapat segera mengatasi masalah ini agar lonjakan harga cabai tidak berkepanjangan dan memberikan dampak buruk terhadap perekonomian masyarakat, khususnya di sektor pangan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemenkes RI Tingkatkan Kualitas 66 RSUD di Daerah Terpencil