Brussel, 12 Shafar 1437/24 November 2015 (MINA) – Jaksa Belgia mengumumkan, Senin (23/11) waktu setempat, telah mendakwa empat tersangka yang berkaitan dengan aksi terorisme di Paris, Perancis, setelah melakukan serangkaian penggerebekan pada Ahad.
Jaksa federal, Eric Van Der Sypt, mengatakan aparat keamanan telah melancarkan 19 operasi penggerebekan di Molenbeek dan sejumlah daerah pinggiran Brussel, ibu kota Belgia, Ahad (22/11). Tiga penggerebekan dilancarkan di sejumlah kota lainnya.
Kantor berita France24 melaporkan, Senin (23/11), dari operasi itu aparat menangkap 21 orang. Tapi tokoh kunci serangan Paris, Salah Abdeslam, tidak di antara mereka yang dicokok. Pria berusia 26 tahun tersebut diyakini masih buron di sekitar Brussel.
“Lima penggerebekan lagi di Brussel dan timur Liege menambah lima orang lagi yang ditahan. Setidaknya 15 tahanan dibebaskan sementara tiga tersangka lainnya tetap ditahan untuk masa waktu yang panjang,” kata pejabat Belgia, seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Belum tertangkapnya tokoh kunci serangan Paris yang saat ini diyakini berkeliaran di Belgia memaksa otoritas negara itu belum mencabut status siaga tingi di ibu kota. Layanan kereta api dan kegiatan di sekolah-sekolah akan tetap dihentikan hingga Rabu (25/11).
“Salah Abdeslam tidak tertangkap selama penggerebekan,” kata Van Der Sypt, sembari menyatakan tidak ada senjata atau bahan peledak yang ditemukan dalam serangkaian operasi penggerebekan tersebut.
Perdana Menteri (PM) Charles Michel mengatakan, langkah itu diambil karena ibu kota negara menghadapi ancaman serius terorisme. Ia menyebut skala serangan berpotensi serupa dengan serangan Paris, yang menewaskan 130 orang.
“Kami takut serangan seperti di Paris, dengan beberapa individu, mungkin di beberapa tempat,” kata Michel setelah memimpin pertemuan Dewan Keamanan Nasional Belgia.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Sementara itu, Mohammed Abdeslam, saudara Brahim Abdeslam, yang meledakkan diri di luar sebuah bar di Paris pada 13 November, dan Salah Abdeslam, berbicara kepada TV Belgia mendesak saudaranya yang buron untuk menyerahkan diri ke aparat keamanan.
Sejauh ini aktivitas publik di Brussel belum normal. Petugas bersenjata dan pasukan keamanan berpatroli di jalan-jalan yang sepi di ibu kota. Toko, bar, dan berbagai tempat publik memilih tutup setelah pemerintah menaikkan peringatan teror ke level tertinggi di empat wilayah di Brussel.
Senin pagi, lalu lintas relatif lengang di pusat Kota Brussel. Banyak orang memilih untuk beraktivitas ke tempat kerja dengan bersepeda meski layanan bus publik ada yang beroperasi.
Melumpuhkan ISIS
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sementara itu, para pemimpin Barat meningkatkan upaya melawan kelompok teroris Islamic State (ISIS/Daesh), yang telah mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan di ‘Negeri Mode’ itu.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama bersumpah koalisi internasional tidak akan menyerah melawan IS dan menyatakan dunia tidak akan pernah menerima serangan yang menyasar kepentingan sipil seperti di Paris.
PM Inggris David Cameron menemani Presiden Perancis Francois Hollande saat mengunjungi Gedung Teater Bataclan, tempat pembantaian ratusan pengunjung konser oleh teroris pada 13 November lalu.
Hollande dijadwalkan akan bertemu Obama di Washington pada Selasa (24/11) untuk mendiskusikan upaya internasional memberantas IS. Hollande juga akan melawat ke Rusia untuk bertemu dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Sebelumnya pada Jumat, Dewan Keamanan PBB memberi kuasa kepada negara-negara untuk ‘mengambil semua langkah yang diperlukan’ untuk melawan ISIS, setelah kelompok itu melancarkan gelombang serangan di berbagai penjuru dunia. (T/P022/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu