Oleh: Fajar Maulana, mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Universitas Andalas, Sumatera Barat.
Westernisasi merupakan fenomena yang telah menjalar di Indonesia sejak negara kita membuka komunikasi dengan dunia Barat. Memang, ada nilai-nilai positif yang bisa diambil dari Westernisasi, tetapi masyarakat Indonesia juga perlu mewaspadai dampak negatifnya, sehingga mampu mengantisipasi hal tersebut.
Sebelum mengulas lebih jauh, terlebih dulu penulis akan memberikan gambaran singkat tentang Westernisasi. Westernisasi berasal dari kata westernize. Kata ini menggambarkan kondisi masyarakat yang mirip seperti kondisi masyarakat di Eropa dan Amerika (Barat).
Menurut wikipedia, westernisasi adalah sebuah kondisi kehidupan masyarakat yang meniru gaya budaya Barat seperti: gaya berpakaian, tingkah laku, makanan, maupun kebudayaan lainnya.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Menurut berbagai literatur, terjadinya proses Westernisasi di Indonesia dibarengi dengan imperialisme dan kolonialisme Barat di negeri kita sejak abad ke-16. Imperialisme dan kolonialisme dibarengi dengan westernisasi. Ketiga hal tersebut memengaruhi negeri ini selama berabad-abad.
Kolonialisasi Bangsa Eropa di negeri kita juga membawa pengaruh pada agama dan keyakinan masyarakat. Penyebaran agama Kristen Protestan dan Katolik di Indonesia merupakan salah satu bukti Westernisasi, karena agama tersebut disebarkan oleh Bangsa Eropa ke negeri kita.
Adapun dampak negatif dari Westernisasi adalah ketika budaya tersebut bertentangan dengan budaya setempat, bertolak belakang dengan nilai-nilai luhur bangsa ini yang sudah tertanam sejak lama.
Penulis berpendapat, beberapa dampak negatif dari Westernisasi antara lain:
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
- Hilangnya identitas budaya nasional
Budaya orang Barat yang bertentangan dengan budaya nasional bangsa Indonesia, jika dikembangkan di negeri ini, maka akan menyebabkan hilangnya identitas budaya nasional.
Jika identitas budaya nasional hilang, maka bangsa Indonesia akan hilang warisan keberagaman dan kearifan yang telah dimiliki. Tentu hal itu akan menjadi kerugian besar bagi rakyat Indoenesia. Nilainya melebihi kita kehilangan tumpukan mutiara yang sangat berharga.
- Pergaulan bebas, turunnya moral generasi muda
Pergaulan bebas, konsumsi alkohol, penggunaan narkotika dan lainnya merupakan contoh budaya Westernasisi yang negatif. Di Barat, pergaulan masyarakat, terutama kaum muda sangat bebas karena mereka jauh dari nilai-nilai agama. Atau setidaknya mereka belum mengenal nilai-nilai luhur ajaran agama yang memang menjunjung tinggi martabat manusia.
- Hedonisme menyebabkan kesenjangan sosial
Budaya hedonisme adalah sebuah paham yang mencari kesenangan hidup di dunia saja. Hedonisme dengan ciri khas berhura-hura akan menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi. Banyak orang-orang yang akhirnya menjadi miskin dan terpinggirkan karena yang dikejar hanya kepuasan tanpa batas.
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!
- Masyarakat menjadi individualis
Di Barat, sifat egoisme (mengutamakan kepentingan pribadi) sangat tinggi. Jika seseorang memiliki sifat egois, maka akan sedikit sekali memiliki pemperhatian kepada orang-orang sekitar.
Jika hal ini terjadi di Indonesia, maka solidaritas sosial akan terkikis. Budaya Indonesia yang kental dengan nilai-nilai kebersamaan akan sirna jika sifat individualis terus merajalela.
Dengan demikian, westernisasi hendaknya kita sikapi dengan bijak. Jangan sampai nilai-nilai negatif menyebar dan merajalela di negeri kita.
Maka, mari kita tumbuhkan rasa bangga dan cinta tanah air. Bangsa Indonesia mampu mempertahankan dan melestarikan identitas budaya nasional, menyaring budaya yang masuk, sehingga mampu membendung dampak negatif westernisasi di negeri kita tercinta ini. (A/Fm/P2)
Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika