Washington, 21 Dzulhijjah 1435/15 Oktober 2014 (MINA) – Para pemimpin militer dari 22 negara bertemu di Amerika Serikat (AS) membahas bagaimana caranya memerangi kelompok bersenjata ISIS, AS dan Rusia mengumumkan perjanjian berbagi intelijen melawan kelompok bersenjata itu.
Presiden AS Barack Obama yang bertemu dengan para menteri pertahanan, Selasa (14/10), mengakui dia “sangat prihatin” tentang kemajuan ISIS di provinsi Anbar Irak dan di Suriah, termasuk kota suku Kurdi, Kobane.
Dia berjanji, serangan udara AS akan terus dilancarkan di kedua negara itu, juga mengatakan “keberhasilan penting” telah diraih dalam menghentikan pejuang ISIS di berbagai wilayah seperti Erbil dan Mosul, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Ini akan menjadi kampanye jangka panjang,” kata Obama tanpa mengisyaratkan perubahan dalam strategi militernya saat ini, yang terutama melibatkan serangan udara.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Tidak ada perbaikan cepat yang dilakukan. Kami masih dalam tahap awal. Seperti halnya upaya militer, akan ada hari kemajuan dan akan ada periode kemunduran, namun koalisi kami bersatu di belakang upaya jangka panjang ini.”
Seorang pejabat militer AS mengatakan kepada kantor berita Reuters setelah pertemuan, ada pengakuan bahwa ISIS mendapat beberapa keuntungan di lapangan, meskipun diserang dari udara.
“Dalam jangka pendek, ada beberapa keuntungan yang mereka (ISIS) buat. Dalam jangka panjang, momentum akan terbalik,” kata pejabat itu.
Di hari yang sama, Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu dengan timpalannya dari Rusia Sergey Lavrov di Paris, membahas perkembangan terbaru di Irak dan Suriah.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Kerry mengatakan, AS sepakat mengintensifkan kerjasama intelijen sehubungan dengan ISIS dan tantangan kontra terorisme lain.
Kerry juga mengatakan, Moskow akan bergabung dengan koalisi internasional pimpinan AS melawan ISIS.
AS dan Rusia memiliki kesamaan dalam keprihatinannya tentang pejuang dari negara mereka yang bergabung dengan ISIS, dan kemudian kembali untuk melakukan serangan di negerinya. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan