Oslo, MINA – Dana kekayaan negara Norwegia SWF, sebuah lembaga keuangan terbesar di dunia telah mengumumkan divestasinya dari raksasa konstruksi AS, Caterpillar, dan lima grup perbankan Israel karena masalah etika terkait pelanggaran hukum humaniter internasional.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (25/8), dana tersebut mengatakan lembaga perbankan tersebut antara lain Hapoalim, Bank Leumi, Mizrahi Tefahot Bank, First International Bank of Israel, dan FIBI Holdings. Almayadeen melaporkan.
Keputusan ini menyusul rekomendasi dari pengawas etika dana tersebut, Dewan Etika, yang menyimpulkan terdapat “risiko yang tidak dapat diterima” bahwa lembaga-lembaga ini dan Caterpillar berkontribusi terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang serius dalam situasi perang dan konflik.
Dewan Etika menyatakan mesin konstruksi Caterpillar telah digunakan untuk melakukan “pelanggaran hukum humaniter internasional yang ekstensif dan sistematis” di Gaza dan Tepi Barat. Dewan menambahkan, Caterpillar telah gagal menerapkan langkah-langkah untuk mencegah penggunaan tersebut.
Baca Juga: Trump: Perang Gaza Berakhir dalam 2-3 Pekan ke Depan
Karena pengiriman mesin terkait ke Israel kini akan dilanjutkan, Dewan menganggap terdapat risiko yang tidak dapat diterima bahwa Caterpillar berkontribusi terhadap pelanggaran serius hak-hak individu dalam situasi perang atau konflik. Caterpillar belum memberikan komentar terkait hal ini.
Dewan juga meneliti peran bank-bank Israel dalam menjamin perluasan permukiman di Tepi Barat yang diduduki. Praktik tersebut ditandai sebagai kontribusi langsung terhadap pelanggaran hak-hak Palestina berdasarkan hukum internasional.
Dana investasi tersebut mengungkapkan pada 18 Agustus, mereka akan kembali melakukan divestasi dari enam perusahaan sebagai bagian dari tinjauan etika terkait perang di Gaza dan perkembangan di Tepi Barat. Namun, mereka menunda pengumuman nama-nama perusahaan hingga sahamnya terjual sepenuhnya.
Pada awal Agustus, dana tersebut mengumumkan akan melakukan divestasi dari 11 perusahaan Israel, sebuah keputusan yang muncul di tengah laporan investasi sebelumnya di sebuah produsen mesin jet Israel selama perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Baca Juga: OIC Kecam Agresi Israel, Peringatkan Rencana Pendudukan Gaza
Kepala Norges Bank Investment Management (NBIM), Nicolai Tangen, menyatakan keputusan divestasi didorong oleh keadaan luar biasa, dengan menyebutkan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza. Ia menjelaskan dana tersebut memiliki saham di perusahaan-perusahaan yang beroperasi di zona konflik, mengingat kondisi yang memburuk di Gaza dan Tepi Barat.
Tangen mencatat keputusan ini juga akan mengurangi beban pengawasan pada Dewan Etik dengan mengurangi jumlah perusahaan Israel yang berada di bawah pengawasannya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Australia Tegaskan Tak Mundur Akui Palestina Meski Ditekan AS dan Israel