Ankara, 27 Dzulqa’dah 1436/11 September 2015 (MINA) – Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu mengatakan, Turki dan Uni Eropa harus mengadopsi strategi bersama untuk menangani krisis pengungsi.
“Krisis pengungsi tidak hanya masalah Turki, tapi masalah seluruh dunia,” kata Davutoglu dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Presiden Uni Eropa Donald Tusk di ibukota Turki Ankara, Kamis (10/9).
Dia mengatakan, Turki siap untuk bekerja dengan mitra di Eropa untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang terjadi, demikian Worldbulletin dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dia juga mengungkapkan, Turki telah menampung sekitar dua juta pengungsi. “Kami menganggap para pengungsi, yang berasal dari Irak, Suriah dan tempat-tempat lain, dari perspektif murni kemanusiaan tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun sehubungan dengan ras, agama dan sekte,” katanya.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Sementara baru-baru ini, Badan pengungsi PBB (IOM) mengatakan, setidaknya 850.000 orang melintasi Laut Mediterania sejak awal tahun ini, juga lebih dari setengah pengungsi yang mencapai Eropa tahun ini dari Suriah.
Lebih lanjut, Davutoglu juga berbicara tentang isu terorisme dan mengatakan, Turki melakukan pekerjaan yang sangat efektif terkait operasi udara di Irak utara pada Rabu dan Kamis lalu.
Serangan udara itu diikuti meninggalnya 16 tentara Turki dalam serangan di Daglica pada Ahad. Pada Selasa, 13 petugas polisi juga tewas dalam serangan serupa di Provinsi Igdir.
Presiden Uni Eropa Donald Tusk mengecam serangan terbaru di Turki. “Kami mengecam serangan teroris baru-baru ini di Turki. Saya yakin perdana menteri, seperti yang saya lakukan untuk presiden kemarin, akan terus komitmen kuat dengan Uni Eropa untuk memerangi terorisme, dari PKK hingga ISIS,” kata Tusk.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Pada kesempatan itu, Tusk juga menyebutkan krisis pengungsi, “Solidaritas dan persatuan adalah prinsip-prinsip yang membimbing kami dalam kombinasi dengan langkah-langkah untuk untuk mendapatkan kembali kontrol perbatasan kita dari orang-orang mengambil keuntungan dari kejadian ini, penyelundup dan pedagang manusia pengungsi, kita akan menangani krisis ini juga, kami telah menangani begitu banyak krisis sebelumnya, dan sering bekerja sama dengan mitra dekat seperti Turki,” papar Tusk. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas