Jakarta, MINA – Sebanyak 2.146 warga Jakarta Pusat dilaporkan terjangkit demam berdarah dengue (DBD) sejak awal tahun 2024 hingga 10 November 2025. Dari jumlah tersebut, delapan orang meninggal dunia akibat infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Data tersebut disampaikan Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Pusat, Rismasari, dalam pertemuan penguatan program DBD tingkat kota Jakarta Pusat yang berlangsung di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Gambir, pada Senin (17/11).
Rismasari menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD ini perlu menjadi perhatian serius semua pihak, khususnya menjelang musim hujan yang dikenal sebagai periode intensif perkembangbiakan nyamuk. Ia menekankan pentingnya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang melibatkan warga, RT/RW, serta seluruh pemangku kepentingan di wilayah Jakarta Pusat.
Menurutnya, upaya penanganan tidak cukup hanya dengan fogging, tetapi harus dibarengi dengan langkah preventif yang berkesinambungan, seperti memastikan kebersihan lingkungan, memantau tempat penampungan air, dan mengaktifkan kembali kader jumantik di tiap kelurahan.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Bolaang Uki, Tidak Berpotensi Tsunami
“Kasus yang terjadi menunjukkan bahwa DBD masih menjadi ancaman nyata. Kolaborasi masyarakat dengan pemerintah sangat penting untuk menekan angka penyebaran,” ujarnya.
Pertemuan tersebut juga membahas strategi percepatan pencegahan DBD, termasuk edukasi kesehatan, pemetaan wilayah rawan, serta penguatan deteksi dini di fasilitas kesehatan yang berada di Jakarta Pusat.
Hingga saat ini, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat terus melakukan intervensi lapangan guna menekan angka kasus baru, sekaligus mendorong masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang dapat berakibat fatal tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mendikdasmen Bentuk Tim Khusus Cegah Bullying di Sekolah
















Mina Indonesia
Mina Arabic