Riyadh, Rabu 16 Dzulhijjah 1436/30 September 2015 (MINA) – Sebelum temuan komite Arab Saudi bertugas menyelidiki tragedi jamaah haji di Mina, di antara pengguna media sosial telah aktif dalam memperdebatkan masalah tersebut.
Pekan lalu rekaman video dan gambar korban diposting, peristiwa yang telah terjadi bahkan ada kejadian di tempat lain tapi diklaim gambar saat kejadian Mina.
Atas kekhawatiran itu, ulama setempat mengeluarkan fatwa yang agar umat Muslim menahan diri dari mengunggah foto jenazah korban yang meninggal tanpa persetujuan dari keluarganya. Hal ini merupakan tindakan tidak Islami dan melanggar hak-hak korban.
“Sayangnya jumlah pengguna media sosial tidak memiliki etika dan hampir semua yang mereka share tanpa cross-cek terlebih dahulu tentang sumber foto tersebut, yang penting gambar atau rekaman itu menarik perhatian orang lain,” kata seorang ahli IT pada Arab News, Rabu (30/9).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ada juga ramai di jejaring sosial Facebook beberapa postingan berisi debat kebencian terhadap Kerajaan Saudi serta propaganda Iran yang bertujuan untuk menyesatkan opini publik di seluruh dunia, khususnya pada Muslim.
Banyak pengguna telah memposting gambar palsu dan rekaman video pada akun mereka, termasuk foto mayat tragedi Mina dengan keterangan dalam bahasa Arab yang artinya, “mereka telah dibunuh oleh racun kimia.”
“Perdebatan telah membawa pada agenda politik menggunakan insiden tersebut untuk menyesatkan dunia,” kata seorang komentator.
Namun, sebagian besar pengguna media sosial tetap sepenuhnya yakin dan percaya pada Arab Saudi yang telah melakukan pelayanan terhadap tamu-tamu Allah.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Kami telah menyaksikan keramahan dan manajemen terbaik untuk tamu-tamu mereka dari berbagai negara di dunia,” kata Dr Ali B. Panda yang merupakan salah satu tamu dari Liga Dunia Muslim asal Filipina tahun ini. (T/hna/P4).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata