Deklarasi Shah Alam tentang Al-Aqsa dan Palestina

 

DEKLARASI SHAH ALAM TENTANG AL-AQSA DAN
18 – 19 Muharram 1439 H / 9-10 Oktober 2017 M

‎بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

‎سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ  ﴿١﴾؅ (QS.Al Isra:1)

‎وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ  ﴿١٠٣﴾؅
(QS.Ali Imra n:103)

Kami, peserta Konferensi Asian Muslim Scholars untuk Membebaskan Palestina dan pada 18-19 Muharam 1439H / 9 – 10 Oktober 2017 di Shah Alam, Selangor, Malaysia, yang diselenggarakan oleh Sekretariat Malaysia untuk Palestina: sebuah kolaborasi dengan Malaysia Dewan Konsultatif Organisasi Islam (MAPIM), Sekretariat Majelis Ulama Asia (SHURA), United Association of Indonesia and Citizens International) yang dihadiri oleh delegasi dari Malaysia, Indonesia, Palestina, Iran, Palestina, Mesir, Yordania, Suriah, Lebanon dan Kamboja dari 20 organisasi:

1.  Menegaskan kembali perjuangan untuk pembebasan Palestina dan Al Aqsa adalah tugas semua Muslim dan harus diberi perhatian penuh.

2. Menyadari bahwa 70 tahun pendudukan Israel di Palestina yang diprakarsai oleh Deklarasi Belfour 1917 telah berlaku sampai hari ini karena perpecahan dapengkhianatan beberapa pemimpin Muslim. Bahwa unsur-unsur rasisme dan nasionalisme, yang menjauh dari ajaran Islam yang benar, dan adanya ego dalam hal kekayaan dan kekuasaan, telah menggagalkan ummat Islam untuk maju.

3. Sepenuhnya mengetahui bahwa blokade Israel selama lebih dari 10 tahun di jalur Gaza oleh Israel harus ditangani dengan menekan semua badan internasional untuk bertindak melawan Israel dan Mesir agar segera menghentikan pengepungan tersebut.

4. Menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk membebaskan Palestina dan Masjid Al Aqsa adalah melalui penguatan persatuan umat dan terus berupaya secara serentak berjuang melawan semua anti-Islam dan konspirasi untuk memecah belah ummat adalah kejahatan terhadap hukum intenasional dan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat jelas.

5. Mengetahui adanya pendudukan Zionis Zionis yang terus berlanjut di tanah Palestina dan intrusi ilegal terhadap Baitul Maqdis dan Masjid Al Aqsa,

6. Menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsa yang dianeksasi Israel setelah invasi pada tahun 1967, merupakan langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional – salah satu bagiannya yaitu adanya pendudukan militer di Tepi Barat,

7. Mengetahui bahwa seluruh masyarakat internasional dan umat Muslim masih belum bertindak secara efektif atas serangaan pasukan militer Israel yang telah mengakibatkan kematian dan luka-luka terhadap warga Palestina dalam beberapa tahun terakhir. Akses Muslim ke tempat-temapt suci juga sangat dibatasi oleh tentara.

8. Menyadari bahwa adanya usaha yang dilakukan oleh pemukim Yahudi dan organisasi Zionis yang ingin menguasi sepenuhnya kompleks Al-Aqsa serta serangan kelompok Yahudi ke kompleks masjid secara terus-menerus sehingga menyebabkan adanya bentrokan dengan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.

9. Menegaskan kembali bahwa keberadaan Israel adalah ilegal dan pendudukannya di tanah Palestina harus dilawan. Oleh karena itu usaha untuk mengakui Israel sebagai negara yang sah adalah pengkhianatan terhadap perjuangan Islam dan manusia itu harus dikecam.

10. Sadar akan peran kekuatan barat terutama AS dan beberapa pemimpin dan pemerintah negara-negara Muslim yang bekerja bahu membahu dengan mereka, adalah faktor utama Israel dengan mudah dan tanpa batas untuk menyerang, menempati, menghancurkan, mengusir , menyiksa, membunuh dan penangkapan terhadap gerakan perjuangan Palestina.

11. Menyadari bahwa pemutusan hubungan diplomatik yang baru-baru ini terjadi dengan Qatar oleh koalisi yang dipimpin Saudi sebenarnya dimaksudkan untuk menghancurkan gerakan perlawanan Palestina.

Pernyataan kami bahwa:

• Kami memanggil semua pemimpin Muslim di OKI (Organisasi Kerjasama Islam) untuk berhenti menjadi alat kekuatan barat dan memfokuskan kembali sumber dayanya pada upaya untuk membangun persatuan ummat untuk menghadapi tantangan yang dihadapi.

• Mengecam bahwa perang proxy yang diluncurkan di Suriah, Irak, Yaman dan Lebanon harus dihentikan, semua upaya harus dikerahkan untuk menyelesaikan konflik dengan pemahaman bahwa semua pihak tidak boleh terjebak oleh hegemoni kekuatan barat dan Agenda Zionis.

• Mendesak agar hubungan diplomatik antara negara-negara Muslim GCC yang telah diputus oleh kampanye yang dipimpin oleh Saudi dan UEA harus dilanjutkan dan upaya untuk menyatukan kesatuan negara-negara Muslim harus menjadi agenda utama untuk menyelesaikan pembebasan Masjid Al Aqsa dan Palestina.

• Menuntut agar PBB memberlakukan keputusannya atas Israel sebagai negara apartheid melalui resolusi yang disahkan di UNGA dan DK PBB serta semua badan PBB lainnya. Semua negara harus mengambil inisiatif untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel juga menekan rezim Israel. Laporan ESCWA harus disorot sebagai dokumen penting untuk bertindak melawan Israel.

• Meminta semua cendikiawan Muslim dan aktivis gerakan Islam untuk bekerja sama dalam membela Al Aqsa As Syarif dan membebaskan Palestina dengan memobilisasi setiap sumber yang tersedia: keahlian, kapasitas intelektual, pendanaan, media, jaringan, publikasi dll. Cendekiawan Muslim mendesak untuk bekerja terus-menerus dalam menyatukan umat serta berkontribusi untuk mengembangkan pemahaman Islam yang benar untuk mengusir kampanye dan advokasi oleh elemen sekuler dan anti-Islam.

Kami menyatakan untuk berkomitmen  merealisasikan deklarasi ini dalam program aksi selama 12 bulan kedepan sebagai berikut :

1. Menggalang solidaritas secara massif dengan mengampanyekan dukungan terhadap kemerdekaan palestina dan pembebasan masjid Al Aqsa, kampanye ini berbentuk materi program untuk diterapkan dan dikembangkan ke aktifis dan pelaku NGO.

2. Membentuk formula kurikulum pendidikan yang menggabungkan unsur-unsur Palestina dan Masjid Al Aqsa di tingkat sekolah dan universitas.

3. Mendirikan dua program yaitu MyAqsa dan media center Asia untuk Al Aqsa dan Palestina menjadi program yang potensial dengan melunurkan galeri pameran Al Aqsa di berbagai lokasi. Hal ini bisa menjadi langkah membendung masyarakat dari informasi palsu dan propaganda zionis

4. Berupaya secara terus menerus membangun kolaborasi Media Islam menjadi corong utama dalam memberitakan pembelaan al Aqsa dan Palestina.

5. Mendukung Kampanye BDS Malaysia untuk memboikot Israel dalam seluruh lapisan masyarakat luas mencakup organisasi, korporasi dan perusahan multi nasional yang berafiliasi dengan Israel.

6. Meluncurkan program aliansi masjid internasional untuk perjuangan Palestina, program ini akan dilaksanakan di setiap komunitas Islam di semua wilayah kaum muslimin.

7. Membentuk perkumpulan advocator untuk menadvokasi laporan ECWA dalam mendukung Anti Apatheid Internasional.

8. Meningkatkan dan mengkordinir NGO secara maksimal bantuan kemanusiaan untuk korban Palestina dan perjuangan para pejuang al-Quds (murabitah).

9. Memberikan perhatian kepada generasi muda Palestina dengan memberikan mereka keterampilan menjadi sukarelawan sehingga bisa berperan dalam mengampanyekan perjuangan Palestina.

10. Memberikan dan mengenalkan peranan penting wanita sebagai komponen penting dalam perjuangan Palestina.

11. Meningkatkan perhatian secara maksimal terhadap pengungsi Palestina.

(A/R04/RA1-P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA) 

Wartawan: Nidiya Fitriyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.