Istanbul, MINA – Delapan pekerja terdidik Indonesia yang bekerja di Kapal Pengebor Minyak Turki, Fatih, ikut dalam tim yang menemukan cadangan energi gas 320 miliar meter kubik, terbesar dalam sejarah negara Turki.
KJRI Istanbul dalam keterangan tertulis pada Rabu (26/8) mengatakan, kedelapan warga negara Indonesia (WNI) itu berlayar bersama kapal pengebor minyak Turki pada 29 Mei lalu dari Istanbul.
Cadangan gas alam yang ditemukan di sumur Tuna-1, sekitar 100 mil laut di pantai utara Turki di Laut Hitam itu kemudian diberi nama Ladang Gas Sakarya, sesuai nama Provinsi Turki di dekat lokasi penemuan tersebut.
Cadangan gas alam itu diharapkan dapat beroperasi dan siap digunakan untuk kebutuhan publik pada 2023, bersamaan dengan hari jadi Republik Turki ke-100.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Penemuan cadangan gas tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada 21 Agustus 2020 sebagai salah satu capaian di tengah upaya Turki mengurangi ketergantungan energi dari negara lain, dan nantinya dapat membuat Turki menjadi salah satu eksportir energi di dunia.
Erdogan memberikan selamat bagi para pejabat dan pekerja yang telah membantu tercapainya penemuan bersejarah ini. Kapal Pengebor Fatih sendiri merupakan kapal pengebor nasional Turki yang juga mempekerjakan tenaga ahli dari berbagai negara sahabat, salah satunya Indonesia.
“Tak banyak yang berpengalaman di bidang wireline drilling, itulah kenapa kami dipekerjakan di sini dan melatıh tenaga lokal,” ujar Beni Kusuma Atmaja (30 tahun), alumni Teknik Fisika ITB yang menjadi insinyur dalam wireline drilling, teknik pengeboran ultra-dalam yang efisien dalam ekstraksi dari massa bebatuan dan penemuan migas di kapal Fatih.
Bersama Beni, ada tujuh putera lainnya Indonesia yang ikut dalam penemuan cadangan gas Turki tersebut, antara lain Dian Suluh Priambodo (33) lulusan D3 Teknik Instrumentasi dan Elektronika Migas STT Migas Balik Papan, Hardiyan (42) lulusan D3 Politeknik Manufacture ITB Bandung, Ravi Mudiatmoko (42) dari Politeknik Elektronika ITS Surabaya.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
Mereka semua adalah tenaga ahli pengeboran Indonesia yang bekerja di Turkiye Petrolery Offshore Technology Center, anak perusahaan Turkiye Petroleri, perusahaan minyak pertama dan pemain penting dalam perekonomian Turki.
Konsul Jenderal RI Istanbul Imam As’ari mengapresiasi para pemuda WNI yang turut serta.
“Kontribusi delapan pemuda Indonesia ini tentunya patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi anak muda Indonesia untuk terus berprestasi dan menuntut ilmu setinggi-tingginya,” ujar As’ari.
Menurutnya sudah menjadi komitmen KJRI Istanbul untuk mendorong peningkatan jumlah tenaga kerja sektor formal dan kemampuan pekerja Indonesia di Turki. Masuknya kedelapan pemuda Indonesia membuktikan Indonesia mampu bersaing di pasar tenaga kerja teknologi tinggi di dunia.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
“Ke depan, diharapkan semakin banyak Pemuda Indonesia yang mampu berkontribusi positif bagi perkembangan Indonesia dan dunia internasional,” pungkasnya. (R/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?