MINA – Perjuangan untuk mendapatkan kembali kemerdekaan Palestina dari penjajah Zionis Israel telah menelan banyak korban, termasuk rakyat biasa, wanita, anak-anak, dan para pemimpin gerakan perjuangan.
Meskipun para pejuang syahid satu per satu, penerus mereka tidak terpengaruh. Syahid satu, tumbuh seribu, dan ikon pergerakan terus bermunculan di tanah yang diberkahi ini.
Upaya Zionis untuk menghentikan perlawanan justru membuat Israel semakin kewalahan, dan kini gerakan Intifadha telah menjadi gerakan global untuk kemerdekaan Palestina di berbagai belahan dunia.
Berikut adalah profil para syuhada foto atas dari kiri ke kanan dan foto deretan bawah dari kiri ke kanan, pemimpin gerakan kemerdekaan Palestina yang dibunuh oleh Israel:
Baca Juga: Abah Muhsin, Pendekar yang Bersumpah Jihad Melawan Komunis
Gassan Kanafani. Seorang penulis dan jurnalis Palestina yang lahir pada tahun 1936 di Acre, Palestina. Ia merupakan salah satu sastrawan paling berpengaruh dalam sastra Arab modern. Kanafani adalah anggota Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) dan memainkan peran penting dalam perjuangan Palestina melalui karya-karyanya.
Buku-bukunya, seperti “Men in the Sun” dan “All That’s Left to You,” menggambarkan penderitaan dan perjuangan rakyat Palestina. Dia dibunuh dalam serangan bom mobil di Beirut pada tahun 1972, yang diyakini dilakukan oleh Mossad, badan intelijen Israel.
Abdel Waer Zwaiter. Seorang pejuang Palestina yang lahir pada tahun 1934 di Nablus, Palestina. Dia berasal dari keluarga terkemuka dan terpelajar. Zwaiter adalah seorang intelektual, sastrawan, dan penerjemah, serta anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Meskipun perannya dalam organisasi ini tidak selalu jelas, dia dianggap sebagai perwakilan PLO di Italia.
Zwaiter dibunuh pada 16 Oktober 1972 di Roma, Italia. Dia ditembak 11 kali di lobi apartemennya, dalam sebuah operasi rahasia Mossad untuk membalas kematian atlet-atlet Israel dalam pembantaian Munich pada Olimpiade 1972. Keterlibatan langsung Zwaiter dalam insiden Munich masih diperdebatkan. Dia dikenang sebagai martir dalam perjuangan Palestina dan atas kontribusinya dalam memperkenalkan sastra Arab kepada dunia Barat.
Baca Juga: Pangeran Diponegoro: Pemimpin Karismatik yang Menginspirasi Perjuangan Nusantara
Mohammad Boudia. Pejuang revolusioner Aljazair yang bergabung dengan perjuangan Palestina. Lahir pada tahun 1932 di Aljazair, Boudia terkenal selama Perang Kemerdekaan Aljazair melawan penjajahan Prancis. Setelah kemerdekaan Aljazair, dia terlibat dalam aktivitas revolusioner internasional, termasuk bekerja dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Boudia terlibat dalam berbagai operasi militan melawan target Israel dan Barat. Dia dibunuh di Paris pada tahun 1973 dalam sebuah operasi yang diyakini dilakukan oleh Mossad.
Khalil al-Wazir (Abu Jihad). Salah satu pendiri dan pemimpin senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan gerakan Fatah. Lahir pada tahun 1935, Abu Jihad memainkan peran penting dalam perjuangan bersenjata melawan Israel. Dia terlibat dalam merancang banyak operasi militer terhadap target-target Israel dan dianggap sebagai tangan kanan Yasser Arafat. Abu Jihad dibunuh oleh pasukan komando Israel di Tunis pada tahun 1988.
Yasser Arafat. Tokoh paling terkenal dalam perjuangan Palestina dan pemimpin PLO serta Fatah. Lahir pada tahun 1929, Arafat memimpin perjuangan Palestina selama beberapa dekade dan memainkan peran kunci dalam berbagai upaya diplomatik untuk mencapai perdamaian dengan Israel.
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
Dia menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1994 bersama Yitzhak Rabin dan Shimon Peres atas upaya mereka mencapai kesepakatan Oslo. Arafat meninggal pada tahun 2004 dalam kondisi yang masih kontroversial.
Sheikh Ahmed Yassin. Pendiri dan pemimpin spiritual Hamas. Lahir pada tahun 1937, Yassin adalah seorang ulama yang mendirikan Hamas pada tahun 1987 selama Intifada pertama. Dia mempromosikan perlawanan bersenjata terhadap pendudukan Israel dan menjadi simbol penting bagi perjuangan Palestina. Yassin dibunuh oleh Israel dalam serangan helikopter pada tahun 2004.
Abdul Aziz Rantisi. Salah satu pendiri Hamas, organisasi militan dan politik Palestina. Lahir pada tahun 1947, Rantisi memainkan peran penting dalam gerakan perlawanan terhadap Israel. Dia menjadi pemimpin Hamas di Gaza setelah pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, dibunuh oleh Israel pada tahun 2004. Rantisi juga dibunuh oleh Israel pada tahun yang sama, dalam sebuah serangan udara.
Ismail Haniyeh. Lahir pada 29 Januari 1963 di kamp pengungsi Al-Shati di Jalur Gaza, Palestina. Haniyeh belajar di Universitas Islam Gaza dan menjadi salah satu tokoh terkemuka Hamas setelah bekerja dekat dengan pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin. Dia ditangkap oleh otoritas Israel beberapa kali selama intifada pertama. Setelah dibebaskan dari penjara, Haniyeh terus naik dalam hierarki Hamas dan menjadi salah satu pemimpin utama organisasi ini di Gaza.
Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia
Pada tahun 2006, Hamas memenangkan pemilihan legislatif Palestina dan Haniyeh diangkat menjadi Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina. Setelah konflik internal antara Hamas dan Fatah, Haniyeh memimpin pemerintahan Hamas di Gaza.
Pada tahun 2017, dia terpilih sebagai Ketua Biro Politik Hamas. Haniyeh mendukung perlawanan bersenjata terhadap Israel serta pendekatan diplomatik untuk memperjuangkan hak-hak Palestina. Haniyeh meninggal syahid pada 31 Juli 2024 dalam sebuah serangan di Iran.
Kepergian Haniyeh mengejutkan dunia. Banyak pihak menyesalkan tindakan Israel atau siapa pun yang terlibat dalam pembunuhannya. Jenazahnya dimakamkan di Doha, Qatar, dengan diiringi ribuan pelayat dari berbagai negara.
Tokoh-tokoh tersebut memainkan peran penting dalam sejarah dan perjuangan Palestina, masing-masing dengan pendekatan dan kontribusi mereka yang unik dalam perjuangan kemerdekaan Palestina. []
Baca Juga: Al-Razi, Bapak Kedokteran Islam yang Mencerdaskan Dunia
Mi’raj News Agency (MINA)