Kairo, MINA – Delegasi keamanan Israel mengunjungi Kairo, Ibu Kota Mesir pada Rabu (6/10) untuk pembicaraan “gencatan senjata” dengan Hamas di Jalur Gaza dan kemungkinan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Saluran berita Israel mengatakan, para pejabat akan bertemu dengan mitra dari Mesir dan fokus pada pertukaran tahanan dengan Hamas, demikian Middle East Eye melaporkan.
Mesir telah memainkan peran penting sebagai mediator sejak gejolak pada Mei antara Israel, dan faksi-faksi di Gaza, Hamas dan Jihad Islam, Mesir mengamankan gencatan senjata setelah hampir dua pekan pertempuran.
Saat ini ada 4.650 tahanan Palestina di dalam penjara Israel. Hamas telah menangkap empat warga Israel sejak 2014, dua di antaranya tentara.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Seorang sumber yang mengetahui pembicaraan Hamas di Kairo mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel akan “rumit”, karena pemerintahan Perdana Menteri Naftali Bennett “lemah”.
Pemerintah koalisi Bennett, dibentuk pada bulan Juni, terdiri dari partai-partai dengan sedikit kesamaan serta pandangan ideologis yang berbeda tentang konflik Israel-Palestina.
Namun, pemerintah Bennett telah memfokuskan upayanya membebaskan orang Israel yang ditangkap Hamas, menurut media Ibrani, dan baru-baru ini berusaha untuk menemukan sisa-sisa Ron Arad, yang telah hilang sejak pesawatnya jatuh di atas Lebanon selama serangan bom 1986 dan diduga mati.
Sebelumnya pada Ahad (3/10), delegasi pemimpin tinggi Hamas mengunjungi Kairo, termasuk Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, Yahya Sinwar, kepala Hamas di Gaza, wakilnya Saleh Al-Arouri, dan kepala biro eksternal Khaled Mashal.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (5/10), bahwa perwakilannya telah bertemu dengan Abbas Kamel, kepala intelijen Mesir, dan telah membahas masalah pertukaran tahanan.
Ia menambahkan, peran Mesir sangat penting dalam mencapai kesepakatan dengan Israel, meskipun berkas tersebut tetap “berhenti”.
Pertemuan itu, yang rinciannya masih dirahasiakan, diadakan di markas besar intelijen negara itu di Kairo.
Selain kemungkinan pertukaran tahanan, Hamas juga mengatakan, pihaknya membahas masalah internal Palestina dengan pejabat Mesir, termasuk ketegangan dengan gerakan Fatah dan Otoritas Palestina (PA) di Tepi Barat yang diduduki.
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Kelompok Hamas juga membahas rekonstruksi di Jalur Gaza setelah perang pada Mei yang menghancurkan, di mana setidaknya 292 warga Palestina syahid, termasuk 71 anak-anak dan 45 wanita, sementara di Israel 13 orang mati dalam pertempuran itu. (T/R6/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”