Manila, 3 Sya’ban 1428/29 April 2017 (MINA) – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjadi bagian dari delegasi dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Filipina pada 28-30 April 2017 untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-30.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Kadin melakukan dialog bisnis dengan pelaku usaha setempat melalui pertemuan Forum Bisnis yang berlangsung di Conrad Hotel, Manila- Filipina, Jumat (28/45).
Ketua Umum Kadin, Rosan. P Roeslani, mengatakan ada 12 penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara pelaku usaha Indonesia dengan pelaku usaha Filipina.
“Penandatanganan MOU pagi tadi melibatkan pelaku usaha yang bergerak di bidang properti, farmasi, infrakstruktur, manufaktur, pariwisata, distribusi dan produk konsumen. Kira- kira total nilai investasinya USD 300 juta dolar,” ungkap Rosan seperti dalam keterangan yang diterima MINA.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, menambahkan, selain penandatangan MoU antara pelaku usaha dua negara, juga sudah dilakukan penandatangan MoU antara Kadin Indonesia dengan Kadin Filipina – Phillipines Chamber of Commerce and Industry (PCCI).
“Intinya penandatangan ini untuk peningkatan kerja sama dua negara serta saling memberikan informasi terkait trade barriers antara dua negara,” kata Shinta.
Dalam kunjungan ini Kadin juga sempat mengunjungi gerai Alfamart di Manila yang baru dibuka. “Kadin mendukung penuh pengembangan merek Indonesia di pasar ASEAN. Tahun ini mereka rencananya akan ekspasi hingga 400 gerai di Filipina. Ekspansi merek Indonesia khususnya ke Filipina di antaranya akan memperluas jangkauan terhadap produk-produk Indonesia khususnya produk UKM,” ujarnya.
Agenda lain kunjungan delegasi KADIN ke Filipina kali ini juga untuk memberikan dukungan atas rencana dibukanya jalur transportasi dengan kapal roll-on/roll-off (RORO) Davao-General Santos-Bitung (PP) yang dinilai akan meningkatkan perdagangan di antara Indonesia dan Filipina.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Rosan menambahkan jalur tersebut merupakan salah satu rute prioritas dalam jalur ASEAN Roro Network Project. Dibukanya jalur Roro Davao – General Santos – Bitung (Sulawesi Utara) membawa keuntungan bagi peningkatan perdagangan kedua negara, khususnya bagi kawasan timur Indonesia.
“Akses pasar ke Filipina akan menjadi semakin mudah melalui pelabuhan Bitung bagi komoditas dan produk dari Kawasan Timur Indonesia, demikian halnya dari Mindanao,” kata Rosan.
Selain itu biaya shipping menjadi lebih murah dan waktu pelayaran pun lebih singkat. Para pelaku usaha dari kedua negara juga sudah mulai mengidentifikasi berbagai komoditas dan produk-produk yang bisa diekspor maupun diimpor.
Filipina merupakan mitra dagang ke-11 terbesar Indonesia dengan total perdagangan kedua negara mencapai US$ 3,51 miliar pada 2015. Pada 2016, perdagangan antara dua negara mencapai US$ 4,9 miliar dengan rata-rata pertumbuhan nilai perdagangan 6,3% dalam lima tahun terakhir. (L/R11/R01)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)