Damaskus, MINA – Delegasi sejumlah menteri Lebanon akan mengunjungi Damaskus pada Sabtu (4/9) untuk membahas rencana impor gas melalui wilayah Suriah.
Ini akan menandai kunjungan diplomatik resmi pertama selama konflik 10 tahun di Suriah. Arab News melaporkan.
Delegasi termasuk Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan, Menteri Energi Kepala Badan Keamanan Umum dan lain-lain , demikian Kementerian Iinformasi Suriah dalam undangan yang dikirim ke wartawan.
Mereka akan disambut di sisi perbatasan Suriah pada pukul 10:30 pagi (07.30 GMT) oleh Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad, lanjut keterangan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sebuah sumber di kementerian energi Lebanon mengatakan, kedua pihak akan membahas rencana untuk mengimpor gas alam melalui Yordania dan Suriah untuk meredakan krisis energi Lebanon.
Lebanon ingin menghidupkan kembali perjanjian 2009 yang memungkinkan Lebanon mengimpor gas dari Mesir melalui Suriah, kata sumber itu.
Lebanon telah mempertahankan hubungan diplomatik dengan Suriah, tetapi terputus sejak konflik internal Damaskus sejak 2011.
Beberapa pejabat keamanan dan politisi Lebanon telah melakukan beberapa kunjungan ke Suriah dalam beberapa tahun terakhir. Kunjungan dalam kapasitas pribadi atau atas nama partai politik yang mendukung pemerintahan Presiden Bashar Assad.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
November lalu, delegasi kecil Lebanon berpartisipasi dalam konferensi yang disponsori Rusia di Damaskus yang membahas kembalinya pengungsi Suriah.
Kunjungan mendatang dilakukan setelah kepresidenan Lebanon bulan lalu mengatakan bahwa Washington telah setuju untuk membantu Lebanon mengamankan listrik dan gas alam dari Yordania dan Mesir melalui wilayah Suriah.
Lebanon, negara berpenduduk lebih dari enam juta orang, sedang bergulat dengan krisis ekonomi yang disebut Bank Dunia sebagai salah satu yang terburuk di zaman modern. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan