Gaza, 10 Dzulqo’dah 1435/5 September 2014 (MINA) – Delegasi dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Kamis, masuk ke Jalur Gaza Palestina melalui perbatasan Rafah Mesir untuk kunjungan selama empat hari.
Menurut laporan IINA yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency, kunjungan delegasi OKI bertujuan untuk mengetahui dampak sosial kemanusiaan rakyat Palestina di Jalur Gaza setelah agresi Israel selama 51 hari.
Delegasi OKI juga disertai perwakilan Sekretariat Jenderal Organisasi Islamic Solidarity Fund dan Bank Pembangunan Islam, selama kunjungan itu membahas cara untuk memberikan dukungan bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Asisten Sekretaris Jenderal Departemen Urusan Kemanusiaan, Hesham Yousuf saat konferensi pers mengatakan, apa yang ia lihat di Gaza adalah kondisi yang paling buruk, meski pun perlu kepastian tentang rincian kerusakan di Jalur Gaza dan kelanjutan para korban untuk penanganan selanjutnya.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Yousuf mengatakan, pekerjaannya selama beberapa hari terakhir adalah untuk membantu rakyat Palestina dan bekerjasama dengan pemerintah rekonsiliasi nasional, organisasi masyarakat sipil serta berbagai organisasi internasional. Sehingga dapat memberikan kontribusi sesuai kebutuhan yang diperkirakan sekitar lima hingga enam miliar dolar, di samping juga persiapan Konferensi Kairo untuk membangun kembali Gaza.
Yousuf menuntut pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya terhadap rakyat Palestina.
“Dari seluruh agresi, ini adalah yang paling sengit dan paling jauh dari aturan-aturan hukum internasional, yang dimaksudkan untuk membunuh warga sipil Palestina di Gaza dan kehancuran mata pencaharian mereka,” jelasnya.
Selama kunjungan ke daerah Gaza, delegasi akan mengunjungi daerah-daerah yang mengalami kerusakan besar, seperti lingkungan Shujaiyah, Beit Hanoun dan Beit Lahiya dan daerah lain yang terkena dampak serius. Seperti perguruan tinggi, sekolah, dan pelabuhan, juga mengunjungi sejumlah lembaga dan organisasi lokal dan internasional.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Perlu diketahui, agresi militer Zionis Israel terhadap Jalur Gaza terbaru telah menghancurkan lebih dari 9.800 rumah secara total dan sekitar 8.000 lainnya mengalami kerusakan parah yang tidak dapat dihuni kembali.
Agresi selama 51 hari itu juga telah mengakibatkan banyak korban, selain rumah-rumah warga sipil yang hancur akibat serangan membabi buta penjajah tersebut, beberapa sekolah dan tempat ibadah turut menjadi sasaran.
Setidaknya 26 bangunan sekolah milik pemerintah hancur total dan 122 lainnya rusak sebagian, sedangkan masjid yang hancur total oleh Israel sebanyak 71 masjid dan 200 lainnya rusak sebagian.
Selain itu, korban warga sipil juga banyak berjatuhan. Data resmi dari Kementerian Kesehatan Palestina mencatat, setidaknya 2.140 warga Palestina, syahid, selama agresi tersebut dan 11.100 lainnya mengalami luka-luka.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Salah satu poin kesepakatan gencatan senjata adalah melakukan rekonstruksi terhadap Jalur Gaza sesegera mungkin, dibukanya pintu perbatasan secara permanen, pembangunan pelabuhan dan bandara internasional di Gaza serta perluasan daerah penangkapan ikan sejauh 12 mil hingga akhir tahun ini. (T/R11/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon