Jakarta, MINA – Kepala Delegasi Parlemen Palestina, Mohammad Mousa Subeih, mendesak negara-negara Islam untuk segera bertindak menghentikan agresi militer Israel di Gaza, yang menurutnya telah menyebabkan puluhan ribu kematian, termasuk ribuan anak-anak.
Seruan tersebut disampaikan Subeih dalam pertemuan Komite Tetap untuk Palestina yang digelar sebagai bagian dari Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara-Negara Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC), yang berlangsung di kompleks parlemen Indonesia di Jakarta, Senin (12/5).
“Kami datang membawa pesan dari rakyat Palestina: hentikan agresi militer ini sekarang juga,” kata Subeih.
“Anak-anak kami terbunuh. Keluarga kami hancur. Kami tidak membutuhkan lebih banyak pernyataan, kami membutuhkan tindakan,” tambahnya.
Baca Juga: Retaknya Hubungan Trump-Netanyahu Dinilai Bisa Jadi Momentum Kemerdekaan Palestina
Subeih menekankan pentingnya peran kolektif umat Islam global dalam mendorong solusi konkret dan permanen atas krisis kemanusiaan di wilayah Palestina. Ia menyebut miliaran umat Muslim di dunia memiliki kekuatan untuk menekan Israel serta pihak-pihak yang mendukung kebijakan militernya.
Pertemuan ini berlangsung di tengah meningkatnya tekanan global terhadap Israel atas eskalasi kekerasan di Jalur Gaza sejak Oktober 2023. Sejumlah negara dan organisasi HAM internasional telah mengecam keras serangan udara berkelanjutan yang menargetkan kawasan sipil dan infrastruktur dasar.
Konferensi PUIC tahun ini mengangkat tema “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience”, dengan tujuan memperkuat tata kelola pemerintahan dan ketahanan institusional di antara negara-negara anggota OKI. Namun, isu Palestina tetap mendominasi pembahasan di berbagai komite.
Pihak penyelenggara berharap forum ini dapat menghasilkan resolusi yang tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga mendorong aksi nyata, termasuk boikot ekonomi, dukungan kemanusiaan langsung, dan diplomasi aktif di forum internasional seperti PBB.[]
Baca Juga: Kisah Dokter WNI dari Gaza: Memilih Pasien atau Menyaksikan Kematian
Mi’raj News Agency (MINA)