Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demo di Australia Suarakan Solidaritas Uyghur

kurnia - Jumat, 8 Februari 2019 - 20:34 WIB

Jumat, 8 Februari 2019 - 20:34 WIB

3 Views ㅤ

Photo: AA

Melbourne, MINA – Para pengunjuk rasa di Australia bersatu menentang penindasan China terhadap Muslim Uyghur di Turkestan Timur, Kamis (7/2) .

Para demonstran melakukan aksi protes di depan Konsulat China di Melbourne, sambil meneriakkan slogan-slogan seperti “Kebebasan untuk Turkestan Timur”, “Kebebasan untuk Uyghur”, dan “Berhenti membunuh orang-orang Uyghur”.

“Kami meminta pemerintah Australia, parlemen dan perdana menteri untuk mendesak China menghentikan penganiayaan. Ini bukan hanya tentang hak-hak orang Uyghur, tetapi juga hak asasi manusia,” Nur Muhammad Turkistani, kepala Asosiasi Turkestani Timur Adelaide, mengatakan kepada AA yangdikutip MINA, Jumat (8/2).

“Jutaan orang Muslim Uyghur ditangkap dan dianiaya di kamp-kamp,” tambahnya.

Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang

Aksi Protes tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Turkestani Timur Australia, didukung oleh orang-orang Turki Uyghur yang tinggal di negara itu serta orang-orang Turki dan Muslim Australia dari berbagai latar belakang etnis.

Wilayah Xinjiang China adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uyghur.

Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.

China meningkatkan sejumlah pembatasan dalam dua tahun terakhir, melarang laki-laki berjanggut dan wanita memakai jilbab serta memperkenalkan apa yang dianggap oleh banyak ahli sebagai program pengawasan elektronik terluas di dunia, menurut Wall Street Journal.

Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant

Hingga 1 juta orang, atau sekitar 7 persen dari populasi Muslim di wilayah Xinjiang China, kini dipenjara dalam jaringan “kamp pendidikan ulang politik” yang terus berkembang, menurut pejabat AS dan ahli PBB. (T/R03/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai Rudal Korea Utara

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Internasional
Internasional