Nouakchott, MINA – Ratusan warga melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar AS untuk Mauritania, salah satu negara di Benua Afrika, pada Ahad malam (24/8), menuntut diakhirinya genosida di Jalur Gaza.
Demo di depan Kedubes AS di ibu kota, Nouakchott tersebut menuntut diakhirinya dukungan Washington terhadap pendudukan Zionis Israel dalam perang kelaparan dan genosida yang telah berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Al-Quds Al-Arabi melaporkan.
Para demonstran mengibarkan bendera Mauritania dan Palestina, dan meneriakkan beberapa slogan, di antaranya, “Amerika Serikat mitra dalam perang kelaparan di Gaza.”
Demonstrasi digagas oleh Inisiatif Mahasiswa Melawan Infiltrasi Zionis dan Membela Keadilan, sebuah organisasi non-pemerintah yang didedikasikan untuk menyelenggarakan berbagai acara yang mendukung rakyat Palestina.
Baca Juga: Aktivis Italia Tegaskan Global Sumud Tak Akan Berhenti hingga Blokade Gaza Berakhir
Para demonstran menuntut pertanggungjawaban Amerika Serikat atas genosida Israel yang terus berlanjut di Gaza dan menuntut pemutusan hubungan diplomatik pemerintah dengan Washington.
Para demonstran menyerukan kepada masyarakat Arab dan Islam untuk mengorganisir protes besar-besaran di depan kedutaan besar Amerika di seluruh dunia guna menekan Washington agar mendesak Zionis menghentikan perang di Gaza.
Inisiatif Mahasiswa didirikan di Mauritania pada tahun 1999, dengan tujuan menentang “infiltrasi Zionis dan membela hak-hak rakyat tertindas.”
Hal itu terjadi setelah pemerintah negara tersebut menormalisasi hubungan dengan Zionis Israel pada tahun yang sama, sebelum memutuskannya pada tahun 2009 menyusul meningkatnya tekanan rakyat terhadap normalisasi.
Baca Juga: Dubes Chandra Sukotjo Mulai Bertugas di Pakistan
Sejak dimulainya genosida Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, kampanye solidaritas yang meluas dengan Jalur Gaza terus berlanjut di Mauritania, sementara kalangan suku berlomba-lomba mengumpulkan sumbangan bagi warga Palestina yang terblokade.
Suku-suku di Mauritania telah mengumpulkan sekitar $16 juta (sekitar Rp259 miliar) dalam bentuk sumbangan, menurut laporan media lokal. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bangladesh Berharap Solusi untuk Krisis Rohingya di Konferensi PBB Mendatang