Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demonstrasi Kekerasan Sambut Hari Pertama Pemerintah Baru Lebanon

Rudi Hendrik - Kamis, 23 Januari 2020 - 10:58 WIB

Kamis, 23 Januari 2020 - 10:58 WIB

4 Views

Beirut, MINA – Demonstrasi kekerasan disaksikan di jalan-jalan pusat Beirut menyambut hari pertama pemerintahan baru Lebanon.

Para demonstran berkumpul di jantung Ibu Kota dekat pintu masuk utama ke parlemen yang telah dibentengi dengan kawat berduri, gerbang baja dan pelat logam pada Selasa malam (21/1).

Para pengunjuk rasa melemparkan batu, petasan dan rambu-rambu jalan ke polisi anti huru hara yang menembakkan meriam air, gas air mata dan peluru berlapis karet dalam upaya membersihkan daerah tersebut.

Pasukan keamanan berdiri di belakang tembok yang dibentengi saat bala bantuan dikirim untuk menghalangi para demonstran agar tidak melalui jalan paralel di daerah tersebut, demikian Al Jazeera melaporkan.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Lebanon mengumumkan pembentukan pemerintahan baru pada Selasa setelah tiga bulan terjadi blokade politik. Namun, para pengunjuk rasa mengatakan, pemerintah baru terdiri dari orang-orang yang sama yang telah mereka lawan sejak 17 Oktober 2019.

“Kami ingin pemerintah bekerja sesuai dengan kebutuhan kami. Jika tidak, persetan dengan mereka,” kata Mohammed, seorang pemrotes berusia 23 tahun dari Tripoli, kota utara negara itu, yang hadir dalam demonstrasi di Beirut.

Mereka menggambarkan kabinet baru sekarang didukung oleh Hizbullah dan sekutunya.

Para pemrotes telah menyerukan reformasi besar-besaran dan sebuah pemerintahan yang dipimpin oleh teknokrat independen yang dapat menangani krisis ekonomi dan korupsi yang meluas.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Mereka menolak anggota dari elit politik saat ini, yang telah memerintah Lebanon sejak akhir perang saudara 1990 dan dianggap bertanggung jawab atas krisis ekonomi negara itu.

“Mereka masih mencuri dari kita. Kita tidak punya listrik, kita tidak punya rumah sakit, dan kita mati kelaparan,” kata Mohammed.

“Revolusi tidak lagi damai … kami memberi mereka kesempatan selama 30 tahun,” katanya. (T/RI-1/P2)

 

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Internasional
Palestina