Denmark, MINA – Pemerintah Denmark tidak mau menerima pengungsi tahun ini yang memasuki negara tersebut berdasarkan sistem kuota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kata seorang pejabat, Sabtu (9/10).
Badan pengungsi PBB (UNHCR) telah membuat kesepakatan dengan beberapa negara, termasuk Denmark, untuk menampung sejumlah pengungsi setiap tahunnya.
Sejak tahun 1989, Denmark telah menerima sekitar 500 pengungsi berdasarkan kuota PBB setiap tahun, laman Independent.ie melaporan seperti dikutip MINA.
“Tapi sekarang Denmark tidak mau berkomitmen untuk itu,” kata Menteri Integrasi Inger Stojberg, yang dianggap bersikap keras terhadap imigrasi. “Saya tidak yakin kita masih punya ruang untuk pengungsi sesuai kuota tahun ini,” ujarnya.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Stoejberg mengatakan, Denmark telah menerima sekitar 56.000 pemohon suaka spontan sejak 2012 dan banyak di antara mereka diperkirakan akan berusaha membawa kerabat. Mereka yang telah berada di Denmark harus berintegrasi terlebih dulu.
Partai Rakyat Denmark yang antiimigrasi, dan mendukung pemerintah, menyokong usulan undang-undang tersebut.
Sementara itu Holger K. Nielsen, anggota senior Partai Rakyat Sosialis yang merupakan oposisi, menyebut langkah Stojberg menutup pintu bagi pengungsi kuota benar-benar salah. Ia mengatakan kebijakan itu semakin menyengsarakan para pengungsi terlemah di dunia.
Sejauh ini tanggal pemungutan suara di Parlemen untuk usulan undang-undang antiimigrasi tersebut belum ditetapkan.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Denmark menerima sekitar 20.000 pencari suaka pada 2015, jumlah yang kecil dibandingkan dengan tetangganya Swedia dan Jerman.
Tahun lalu, Stojberg mengatakan, penerimaan pengungsi melalui program UNHCR telah ditunda, dengan mengatakan bahwa pihak berwenang Denmark seharusnya memiliki “ruang bernafas sedikit untuk merawat orang-orang yang telah tiba dengan lebih baik.” (T/R11/RS1)
Sumber-sumber:denmark-does-not-want-to-accept-un-quota-of-refugees-minister-says-36116034.html">
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza