Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deplu AS: Penyelidik Senjata Kimia Belum Masuk Douma

kurnia - Rabu, 18 April 2018 - 17:07 WIB

Rabu, 18 April 2018 - 17:07 WIB

113 Views ㅤ

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Heather Nauert (Foto: AA)

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Heather Nauert (Foto: AA)

Washington, MINA – Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, pihaknya tidak dapat mengkonfirmasi secara independen bahwa tim penyelidik telah sampai di lokasi serangan yang diduga menggunakan bahan kimia di distrik Douma, Suriah, pada Selasa (17/4).

“Kami tahu bahwa media pemerintah Suriah sebelumnya melaporkan bahwa tim telah memasuki Douma, namun menurut sumber tepercaya kami, tim penyelidik belum dapat masuk ke Douma setidaknya hingga saat ini,” jelas Heather Nauert dalam konferensi pers.

Nauert mengatakan, tujuan rezim Suriah dan Rusia adalah untuk menghilangkan bukti penggunaan senjata kimia dalam serangan itu.

Menurut dia, semakin lama penyelidikan oleh staf Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) tertunda, maka bukti-bukti di lapangan akan semakin sulit didapatkan.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

Meskipun kurang bukti, Nauert menegaskan bahwa pihaknya memiliki informasi kuat mengenai penggunaan gas klorin dan saraf dalam serangan tersebut. “Amerika Serikat terus meninjau semua informasi itu,” tambah dia.

Menurut badan pertahanan Suriah White Helmet, awal bulan ini pasukan rezim Bashar al-Assad menyerang Douma di Ghouta Timur menggunakan gas beracun yang menewaskan sedikitnya 78 warga sipil.

Pasca serangan itu, AS, Inggris, dan Prancis bersama-sama melancarkan serangan ke sejumlah aset milik rezim Assad pada Jumat malam.

Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jospeh Dunford menjelaskan, serangan itu menargetkan pusat komando, pusat penelitian dan gudang senjata kimia rezim Assad yang terletak di barat Homs.

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Pinggiran Damaskus di Ghouta Timur telah dikepung selama lima tahun terakhir. Akses kemanusiaan ke daerah itu, yang merupakan rumah bagi 400.000 jiwa, telah benar-benar terputus.

Selama delapan bulan terakhir, pasukan rezim telah meningkatkan pengepungan, sehingga makanan atau obat-obatan hampir tidak mungkin masuk ke distrik itu. (T/R03/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Internasional
Internasional
Internasional
Internasional