Deportasi ke Lebanon Selatan Mendorong Berdirinya Perlawanan Terhadap Arogansi Israel

Juru Bicara Hamas Abdel Latif Al-Qanoa.(Foto: IslamTimes)

Gaza, MINA – Juru Bicara Abdel Latif Al-Qanoa menegaskan peristiwa Deportasi yang dilakukan terhadap 415 anggota Hamas dan ke pada Desember 1992 lalu menciptakan sejarah ketahanan dan ketabahan rakyat Palestina dalam menghadapi arogansi Israel.

Pernyataan Al-Qanoa disampaikan menandai peringatan 28 tahun deportasi paksa anggota dan pemimpin faksi Palestina ke kamp pengungsian Marj Al-Zohour di Lebanon Selatan.

Pada Desember 1992, tokoh pendiri faksi perlawanan Islam seperti Hamas dan Jihad Islam beserta 400 aktivis muslim lain dideportasi Israel ke Lebanon Selatan.

Mereka ditahan setahun lebih di kamp Marj Al-Zahour—sebuah peristiwa yang mendapat liputan luar biasa dari berbagai media internasional.

Tokoh yang dideportasi diantaranya Mahmoud AzZahar dan Abdulaziz ArRantisi.

“Orang-orang yang dideportasi tidak menerima deportasi dan dengan sangat tangguh mereka melawan kebijakan Israel selama setahun penuh di kamp Marj al-Zohour,” kata Al-Qanoa.

Dia menunjukkan, orang-orang Palestina yang dideportasi telah kembali ke rumah dengan selamat dan memimpin perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel.

“Para tokoh Palestina mengubah deportasi menjadi universitas nasional untuk menjadi pemimpin dan memulai jalur perlawanan baru diikuti oleh rakyat kami (Palestina) melawan pendudukan Israel, mempertahankan keteguhan mereka, dan melindungi hak-hak mereka,” Al-Qanoa menyimpulkan.(R/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.