Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Mi’raj News Agency (MINA), Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor
Bagi orang-orang yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan akan ridha Allah, mereka akan mendapat balasan dari Allah berupa: diangkat derajatnya ke tingkat muttaqin, mendapat ampunan Allah, dijauhkan dari api neraka, mendapatkan syafa’at (pertolongan) Allah, diampuni dosa-dosanya dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.
Sungguh luar biasa bagaimana kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya, yang sukses menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Bukan hanya fisk lahirnya tidak makan dan tidak minum. Tapi juga jiwa dan perilakunya menahan diri dari perkara yang sia-sia, serta menjauhi dosa dan maksiat.
Tentang diangkat derajatnya orang-orang yang berpuasa ke tingkat muttaqin, ini sesuai firman Allah:
Baca Juga: Ahlul Qur’an, Pelita Umat dalam Cahaya Ilahi
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 183).
Pada hadits dikatakan :
وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya : “Barangsiapa berpuasa (Ramadhan) karena imannya (kepada Allah) dan hanya mengharapkan (ridha-Nya), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga menyebutkan orang-orang yang berpuasa akan dijauhkan dari neraka. Seperti sabdanya:
Baca Juga: Membentuk Generasi Ahlul Qur’an, Tantangan dan Harapan
مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
Artinya : “Siapa dari seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali Allah jauhkan dirinya dengan neraka sejauh tujuh puluh tahun”. (H.R. Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu).
Di samping itu, orang-orang yang berpuasa kelak akan mendapatkan syafa’at (pertolongan) Allah. Seperti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
Artinya : “Shaum dan Qur’an itu memintakan syafa’at untuk seseorang di hari Kiamat nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa’at baginya. Dan berkata pula Al-Qur’an : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” (H.R..Ahmad dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).
Akhirnya, orang-orang yang berpuasa pun akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Masya-Allah. Kapan waktunya kalau bukan kita maksimalkan ibadah pada bulan suci Ramadhan ini.
Baca Juga: Habis Jahiliyah Terbitlah Nur, Pentingnya Menghapus Kebodohan dalam Cahaya Syariat Islam
Seperti disebutkan di dalam hadits Nabi:
Juga disebutkan:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَعَرَفَ حُدُوْدَهُ وَتَحَفَّظَ مِمَّا كَانَ يَنْبَغِيْ اَنْ يُتَحَفَّظَ مِنْهُ
Artinya : ”Barangsiapa puasa Ramadhan dan mengetahui segala batas-batasnya, serta memelihara diri dari segala yang baik dipelihara diri darinya, niscaya shaumnya itu menutupi dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R. Ahmad dan Al-Baihaqi dari Abu Sa’id Radhiyallahu ‘Anhu).
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَعَرَفَ حُدُوْدَهُ وَتَحَفَّظَ مِمَّا كَانَ يَنْبَغِيْ اَنْ يُتَحَفَّظَ مِنْهُ
Artinya : ”Barangsiapa puasa Ramadhan dan mengetahui segala batas-batasnya, serta memelihara diri dari segala yang baik dipelihara diri darinya, niscaya shaumnya itu menutupi dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R. Ahmad dan Al-Baihaqi dari Abu Sa’id Radhiyallahu ‘Anhu).
Baca Juga: Boikot Global, Kerugian Perusahaan Afiliasi Zionis Israel
إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ عَلَيْكُمْ وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Artinya : “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memfardhukan shaum Ramadhan atas kalian dan menganjurkan atas kalian shalat malam di dalamnya, maka berangsiapa shaum dan shalat malam (pada bulan Ramadhan) dengan keimanan dan pengharapan akan ridha Allah akan keluar dari dosa-dosanya sebagaimana hari dilahirkan oleh ibunya”. (H.R. Nasa’i).
Lalu, dimasukkanlah orang-orang yang puasanya diterima allah, dengan dimasukkannya ke dalam surga-Nya. Seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ
Artinya : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mendirikan shalat, dan shaum Ramadhan, maka wajib bagi Allah memasukkannya ke syurga”. (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
اتَّقُوا اللَّهَ رَبَّكُمْ وَصَلُّوا خَمْسَكُمْ وَصُومُوا شَهْرَكُمْ وَأَدُّوا زَكَاةَ أَمْوَالِكُمْ وَأَطِيعُوا ذَا أَمْرِكُمْ تَدْخُلُوا جَنَّةَ رَبِّكُمْ
Artinya : “Bertaqwalah kepada Allah Tuhan kalian, dan shalatlah kalian lima waktu, dan shaumlah kalian pada bulan (Ramadhan), dan tunaikanlah zakat harta-harta kalian, dan tha’atilah perintah atas kalian, niscaya akan dimasukkan ke dalam syurga tuhan kalian”. (H.R. At-Tirmidzi dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu).
Baca Juga: Perlawanan Tanpa Senjata, Boikot Global Hancurkan Bisnis Afiliasi Zionis
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَدْخُلُونَ مِنْهُ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Artinya : ” Sesungguhnya di syurga itu ada sebuah pintu yang disebut “Ar-Rayyaan”. Pada hari kiamat berkata: Di manakah orang yang shaum? ( untuk masuk syurga melalui pintu itu. Jika yang terakhir di antara mereka sudah memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Maka, dengan berbagai keutamaan yang Allah karuniakan itulah, marilah kita kerjakan ibadah puasa Ramadhan ini dengan penuh keikhlasan, keimanan, kebahagiaan dan pengharapan akan ampunan Allah.
Tentu, bukan hanya melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, tapi juga mengisinya dengan berbagai amal shalih untuk menambah kualitas takwa kita di hadapan Allah.
Semoga Allah berkenan menerima ibadah puasa Ramadhan kita dan amal ibadah lainnya di sepanjang bulan suci Ramadhan ini. Aamiin Mujibas saailin. (A/RS2/P1)
Baca Juga: Adab Sebelum Berdakwah, Membangun Pengaruh dengan Keindahan Akhlak
Mi’raj News Agency (MINA)