Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)
Barcelona di La Liga dikenal dengan gaya tiki-taka, dengan tingkat determinasi tinggi. Hingga penguasaan lapangan bisa rata-rata mencapai 70% dari total waktu 2 x 45 menit.
Di Liga Primer, kini ada Manchester City yang dilatih Pep Gardiuola, mantan pelatih Barca. Dengan sentuhan khasnya dipadukan dengan kick and rush gaya Inggris.
Di negeri total football era Johan Cryuff dan Ruud Gullit, bisa jadi menjadi kesebelasan dengan determinasi tingkat tinggi, baik pada saat menyerang maupun bertahan. Sehingga peluang memenangkan pertandingan sangat terbuka.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Determinasi, memang tidak selalu mudah atau bahkan aman. Namun wartawan muda yang luar biasa akan menunjukkan keteguhan tekad untuk menulis berita dan artikel setiap waktu, tanpa kenal lelah, selama peluit panjang belum dibunyikan.
Ia akan terus menulis dan menulis berbagai kejadian untuk kemudian disebarkan ke seluruh dunia.
Jika wartawan harus menyerah pada sebuah cerita setiap kali ada situasi yang tidak pasti atau sepotong informasi penting sulit didapat, banyak peristiwa penting di dunia tidak akan terjadi.
Di dalam artikel “Character Traits of Exceptional Journalists” (www.mukckrack.com) disebutkan, wartawan muda dengan determinasi tinggi ditandai dengan adanya kemampuan menyesuaikan diri, memiliki motivasi super tinggi, dan etos kerja menghadapi tantangan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Bahkan untuk berita-berita yang tampaknya paling kecil dan dianggap sederhana atau lokal sekalipun, ia akan melakukan tugasnya dengan karya terbaik. Karena ia sadari, melemahnya bentuk laporan, maka akan berakibat pada turunnya karier dirinya dan berdampak pada kemunduran perusahaan pers tempat ia bekerja pada masa depan.
Karakter lainnya dari seorang wartawan muda luar biasa adalah tak kenal lelah (tireless). Wartawan bertugas melacak sumber yang benar, bukan hanya yang nyaman, meyakinkan mereka untuk berbicara kepada Anda, dan memeriksa silang informasi (check and balance) yang diperoleh.
Dalam pepatah pesantren dikatakan dengan “Man jadda wa jada”. Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil.
Sehingga, bisa jadi ia perlu menghabiskan waktu berjam-berjam meneliti info-info sangat penting dan terkini, dengan cukup melelahkan. Wartawan yang sukses tidak akan berhenti menulis hingga tuntas, kadang ditemani kopi hitam. Karena berhenti di tengah jalan atau setengah-setangah, itu sama artinya membuang percuma harga dirinya sebagai wartawan.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Wartawan itu, baik yang muda atau calon-calon wartawan, selalu memiliki rasa penasaran yang menyelimuti pikirannya.
Dunia ini terlalu luas dan indah, ribuan atau kalau tidak dikataan jutaan informasi bisa digali oleh mereka yang berjiwa penasatan (curious). Jika ia tak menyantap beritav atau artikel ia seperti halnya manusia tanpa makan, akan kelaparan.
Karakter lainnya dari seorang wartawan adalah kreatif. Cerita yang paling berkesan adalah cerita yang diceritakan secara segar dan kreatif. Di sini wartawan menyusun cerita dalam bentuk berita atau artikel dengan menggunakan kata-kata mereka seperti alat pengrajin. Sebagian besar pembaca dan pemirsa tahu tulisan itu berkualitas. Sehingga membuat pembaca tak berkedip, tetap bersandar ke depan di tempat duduk mereka dan tidak beranjak sebelum membaca ytulisan kita sampai habis.
Ia akan seperti Messi, Ronaldo atau Neymar yang bukan hanya unggul secara teknik bermain bola. Namun sudah mencapai tataran seni mengolah si kulit bundar. Sehingga enak ditonton, oleh suporter lawan sekalipun.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Begitulah, persis apa dikatakan Wilbert dalam tulisannya “An Expert in the About Reporting Category”, bahwa peran wartawan andal sangat penting bagi keberhasilan sebuah organisasi berita atau perusahaan pers.
Tanpa reporter dengan karakter luar biasa seperti sebagian disebutkan pada uraian di atas, maka alamat tematlah riwayat perusahaan bersaing dengan para kompetitor yang juga sangat luar biasa.
Dampaknya, bukan hanya pada finansial dari stakeholder yang ikut mendanai perusahaan. Namun juga pada terhambatnya misi media, wabil khusus media perjuangan (jihad) yang mestinya menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin). (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?