Jakarta, MINA – Memasuki akhir bulan suci Ramadhan, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Provinsi Sumatera Barat menggelar diskusi dan buka puasa bersama di Gedung Islamic Centre Al Quds, Air Tawar, Padang, Ahad (2/6).
Kegiatan ini adalah untuk memperkuat ukhuwah dan juga untuk memperkuat peran da’wah ilallah di tengah-tengah ummat. Dihadiri Majelis Syuro, Majelis Pakar, Pengurus Harian, dan Biro di lingkungan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Provinsi Sumatera Barat ini t.
Ketua Dewan Da’wah Sumbar, Badrul Mustafa Kemal menyoroti perkembangan Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender (LGBT) di Sumatera Barat.
Ia mengungkapkan keprihatinannya atas populasi LGBT yang terus meningkat bahkan dari berbagai media terungkap bahwa LGBT di Sumbar paling banyak dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
Berdasarkan data hasil tim konselor penelitian perkembangan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), angka LGBT di Sumbar tercatat sebanyak 18.000 orang.
“Ini merupakan angka terbesar di Indonesia,” kata Badrul.
LGBT adalah penyakit masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius dari segenap masyarakat, da’i, pemerintah, generasi muda, dan akademisi. Di Kota Padang sudah ada deklarasi anti LGBT.
“Kita berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Barat segera memastikan lahirnya Peratuan Pemerintah Daerah (Perda) anti LGBT untuk mengantisipasi perkembangan LGBT di Ranah Minang,” harap Badrul.
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara
Dia juga mengingatkan agar da’i menyampaikan secara intensif kepada masyarakat bahwa LGBT sangat berbahaya dan dimurkai oleh Allah Subhana Wa Ta’ala.
“Begitu murkanya Allah Subhana Wa Ta’ala sampai menghancurkan kaum Nabi Luth yang ingkar di negeri Sodom melalui bencana alam geologis. Ini lah tugas kita bersama untuk menjaga generasi muda dari bahaya LGBT, ” tegasnya. (L/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Prabowo Beri Amnesti ke 44 Ribu Narapidana