Bekasi, MINA – Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) mengukuhkan posisi sebagai organisasi dakwah dan pendidikan. Hal ini disampaikan dalam acara pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2023, di Bekasi, Sabtu (25/2).
Acara yang dihadiri 164 orang yang merupakan jajaran Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Pengurus Pusat serta perwakilan Pengurus Dewan Da’wah dari seluruh Indonesia ini digelar di Pusdiklat Dewan Da’wah di Bekasi.
Dalam pidato pembukaan, Ketua Umum Dewan Da’wah Dr Adian Husaini mengatakan, setidaknya ada empat hal yang akan dibicarakan dalam Rakornas kali ini.
“Kita akan melakukan konsolidasi pemikiran, konsolidasi kelembagaan, konsolidasi program dan konsolidasi keuangan,” ujarnya.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Dr Adian menyampaikan, setelah dirinya keliling Indonesia berjumpa para pengurus Dewan Da’wah, optimisme untuk merakit kembali potensi dakwah yang sudah terbentuk sejak lama kembali menguat.
“Dan sekarang kita coba satukan dalam Persatuan Dai Dewan Da’wah (Persada) yang merupakan kader-kadernya Pak Natsir,” imbuhnya.
Karena itu ia berpesan kepada para peserta Rakornas untuk semakin memperkuat soliditas.”Dewan Dakwah ini kita sepakati menjadi perekat, namanya perekat ya harus kuat, harus menjadi pengokoh ukhuwah,” katanya.
Ketua Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Didin Hafidhuddin mengajak para peserta Rakornas semakin memperkuat ukhuwah dan meninggalkan perdebatan yang tidak perlu.
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
“Kita tidak boleh berdebat yang mengakibatkan perpecahan umat sebab, potensi Dewan Da’wah ini luar biasa, perlu digali bersama untuk menguatkan persatuan,” kata Kiai Didin.
Menurutnya, perkembangan dakwah kian hari sebetulnya kian menggembirakan. Misalnya dalam bidang pendidikan. Misalnya tahun 1980 tahun kita tidak mengenal sekolah Islam yang bermutu, tapi hari ini mengenal banyak sekolah Islam yang walaupun mahal tapi banyak yang masuk, karena berkualitas.
Dia juga mengajak agar Dewan Da’wah memperhatikan dakwah dalam bidang ekonomi, dakwah harus membangun etos kerja dan etos wirausaha di masyarakat.
“Sejarah masuknya Islam awalnya di bawa oleh pedagang. Sambil berdagang mereka menyebarkan agama Islam ke tempat mereka berlabuh di seluruh Indonesia, Coba kita lihat Masjid Kauman selalu dekat dengan pasar. Ini bukti bahwa kaum muslimin menguasai pasar,” tambahnya.
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan
Ia mengutip sebuah hadits yang menyebutkan bahwa sebaik-baik harta itu yang ada di tangan orang shaleh. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syubban Fatayat Masjid At-Taqwa Cibubur Gelar Program Youth Camp di Purwakarta