Bogor, MINA – Dewan Hisab dan Rukyat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Jakarta menyatakan, berdasarkan hisab tariqat Syaekh Ibnu Syathir Addimasyqiy dengan kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala, pada Rabu 31 Januari 2018M atau 15 Jumadal-Ula 1439H akan terjadi gerhana bulan total.
Gerhana bulan akan terlihat di seluruh Indonesi, Australia, Papua Nugini, dan di beberapa belahan dunia lainnya.
“Maka kepada muslimin dan muslimat yang melihat gerhana tersebut diharapkan melaksanakan Shalat Khusuf atau Shalat Gerhana secara berjamaah di masjid. Setelah shalat diadakan khotbah khusuf untuk menyampaikan tausiah taqwallah dan mau’izhoh hasanah mengarahkan umat agar lebih banyak lagi beramal saleh,” kata Amir Dewan Hisab dan Rukyat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Abu Muchtar Marsa’i di Cileungsi, Bogor, Rabu (31/1) pagi.
Terjadinya gerhana bulan, tambahnya, karena posisi bumi ada pada garis lurus ditengah-tengah antara matahari dan bulan, maka bulan ada dalam bayangan bumi dan tidak punya sinar pantulan dari matahari selama dalam gerhana.
“Posisi matahari ada di buruj Dalwu 11.20 darjah dan posisi bulan ada di buruj Asad 11.20 darjah, bumi ada diantara matahari dan bulan dengan hisah urdi 0.01 darjah dengan durasi 1 jam 54 menit maka gerhana dari awal sampai akhir selama 3 jam 48 menit,” jelasnya.
Awal gerhana, lanjutnya, pukul 18.10 WIB, puncak gerhana pukul 20.04 WIB, dan akhir gerhana pukul 21.58 WIB. “Warna gerhana menurut hisab ini hitam, tapi menurut falak astronom warnanya merah darah,” pungkasnya. (L/R09/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar