Sana’a, MINA – Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat pada Rabu (13/7) memperpanjang misi Misi PBB di Yaman untuk Mendukung Perjanjian Hudaydah (UNMHA) selama satu tahun.
Semula misi akan berakhir pada 15 Juli, tetapi pemungutan suara itu memperpanjang, Anadolu Agency melaporkan.
Pemungutan suara dilakukan dengan cara yang sangat langka tanpa anggota Dewan memberikan sambutan. Tak lama setelah itu, misi PBB Norwegia memuji pemungutan suara tersebut, dengan mengatakan negara itu mendukung sepenuhnya misi UNMHA.
Pihak-pihak yang bertikai di Yaman sepakat pada Juni untuk memperpanjang gencatan senjata yang ditengahi PBB selama dua bulan.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Hal itu pertama kali terjadi pada bulan April dan harapan telah dipatok pada pihak-pihak yang menyetujui gencatan senjata nasional jangka panjang.
Hans Grundberg, Utusan Khusus PBB untuk Yaman, mengatakan kepada Dewan pada Senin bahwa gencatan senjata tersebut telah menghasilkan pengurangan yang signifikan dalam korban sipil, dengan jumlah korban sipil berkurang dua pertiga dibandingkan dengan tiga bulan sebelum gencatan senjata dimulai.
“Gencatan senjata mewakili peluang terbaik untuk perdamaian di Yaman yang telah kita miliki selama bertahun-tahun, dan kita harus mendorong serta mendukung para pihak untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya demi kepentingan Yaman secara keseluruhan,” katanya.
Setelah pembaruan gencatan senjata pada 2 Juni, tujuh kapal bahan bakar dengan 200.000 metrik ton produk bahan bakar telah dibersihkan untuk memasuki pelabuhan vital dan lebih dari 7.000 orang diterbangkan dari Yaman ke Yordania dengan pesawat komersial.
Baca Juga: Ribuan Warga Inggris Demo Kecam Genosida Israel
Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran merebut sebagian besar negara itu, termasuk Sana’a.
Houthi tetap mengendalikan ibu kota, serta sebagian besar wilayah, meskipun ada kampanye militer yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sekutu Teluk Arabnya sejak 2015, yang bertujuan untuk menggulingkan mereka dan memulihkan pemerintah Yaman.
Kampanye yang dipimpin Saudi telah memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di negara yang dilanda perang itu. Jutaan orang menderita kelaparan di tengah kondisi seperti kelaparan yang terus-menerus. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)