Sanaa, MINA – Ketua Dewan Kepresidenan baru Yaman Rashad al-Alimi berusaha menunjukkan dirinya sebagai pemersatu faksi-faksi yang bersengketa untuk tercapainya solusi diplomatis yang dapat diterima semua fihak.
Setelah lebih dari tujuh tahun peperangan yang telah menghancurkan negara dan menyebabkan jutaan orang menderita, dewan kepresidenan yang terdiri dari anggota-anggota dari Yaman utara dan selatan, berusaha menyeimbangkan kondisi kedua kawasan negara itu. Al Jazeera melaporkan, Jumat (6/5).
Beberapa anggota dewan kepresidenan dikenal dekat dengan Arab Saudi, dan yang lain didukung Uni Emirat Arab (UEA).
Al-Alimi adalah mantan pejabat pemerintah era mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, dan saat ini dekat dengan Riyadh.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Dia bergabung dengan tujuh anggota dewan lainnya, termasuk Aidarous al-Zubaidi, kepala Dewan Transisi Selatan (STC), Abdullah al-Alimi, anggota Partai Islah kepresidenan Hadi, dan Tariq Saleh keponakan mantan pemimpin kuat Yaman yang mengendalikan pasukan di pantai Laut Merah Yaman.
Anggota lainnya, Faraj al-Bahsani, gubernur Hadramout yang mengepalai Pasukan Elit Hadrami, Abd al-Rahman Abu Zaraa komandan Brigade Raksasa, Sultan al-Aradah gubernur Marib dan Othman Mujali pemimpin suku kegubernuran Saada. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok