Jakarta, MINA – Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) mendorong penggunaan bahan baku alam ramah lingkungan menjadi kerajinan bernilai ekonomi.
Terkait hal ini, melalui Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Dekranas menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Seni Kerajinan Kayu dan Serat Alam Berbasis Ramah Lingkungan kepada pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) khususnya pengerajin di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Ibu Ketua Harian Dekranas mendorong kegiatan kongkrit sebagai bentuk nyata dari komitmen Dekranas untuk hadir secara langsung ditengah para pengrajin. Tujuan adalah untuk mendorong mereka agar menjadi lebih inovatif, kreatif, dan produktif dalam dunia kerajinan,” kata Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Restuardy Daud, disela-sela menutup acara Bimtek di Kota Atambua, demikian keterangan tertulis yang diterima MINA, Senin (16/10).
Restuardy mengatakan, Dekranas juga mendorong pengembangan budaya lokal, serta menjaga warisan budaya dan tradisi lokal, sekaligus agar bisa menjadi unggulan daerah.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
Menurutnya, Kabupaten Belu memiliki pengerajin yang punya potensi ketrampilan maupun kemampuan seni yang diwariskan turun teurun dari para leluhur. Saat ini ikat tenun dan anyaman Belu yang berciri khas Timor, telah merambah hingga dunia internasional.
“Selain itu posisi strategis Kabupaten Belu di perbatasan negara, memungkinkan produk-produk kerajinan mereka untuk dikenal di tingkat internasional, dengan memanfaatkan PLBN Motaain sebagai pintu produk unggulan kita ke luar negeri. Di PLBN Motaain terdapat marketing point yang bisa digunakan untuk memperluas pasar produk kerajinan,” tambahnya.
“Oleh karena itu, dukungan pemerintah daerah, terutama dalam hal legalitas, sangat diharapkan. Pemerintah daerah dapat mendorong UMKM untuk memperoleh Nomor Induk Berusaha (NIB) dan memberikan dukungan dalam hal pembinaan, sertifikasi, hingga hak cipta bila ada, sebagai branding Kabupaten Belu”, ujarnya.
Ketua Dekranasda Kabupaten Belu, Freny Taolin membenarkan sumber daya alam memang melimpah ruah, namun disadari Sumber Daya Manusianya perlu ditingkatkan. Daerah menghadapi banyak tantangan untuk mengembangkan pengrajin lokal dan pelaku UMKM di daerah.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Pada kesempatan Bimtek ini, Freny mengungkapkan kegembiraan atas kemungkinan mengembangkan kerajinan yang selama ini menjadi impiannya.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada Dekranas melakui Ditjen Bina Bangda yang sudah memfasilitasi. Kalau memang masih ada kegiatan seperti ini lagi kami mohon pendampingan lanjutan. Walau online kami masih mengharapkan,” katanya.
Dia berharap, dengan dukungan ini, para pengrajin dapat mengembangkan usaha mereka dan menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri. Bekal potensi besar di Kabupaten Belu, diharapkan akan menjadikan kerajinan lokal dapat berkembang dan menjadi salah satu unggulan, ciri khas daerah, serta salah satu motor ekonomi masyarakat di wilayah ini. (R/FA/R7/P2)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)