Nagoya, MINA – Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menghadiri pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri G20 di Nagoya, Jepang pada Sabtu (23/11). Ia sampaikan, dunia menunggu contoh yang diberikan negara anggota G20 mengenai perdagangan bebas dan adil serta tata kelola global.
“Dunia menunggu hasil yang dibahas dalam pertemuan ini” tegas Menlu Retno dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan yang dihadiri Menlu 20 negara anggota ekonomi terbesar di dunia itu, Menlu Retno sampaikan dua hal utama yang terkait dengan tata kelola dan perdagangan global dewasa ini.
Pertama, Indonesia tegaskan relevansi perdagangan bebas dan adil di tengah dunia yang diwarnai instabilitas dunia, meningkatnya tensi perdagangan dan geo politik serta melemahnya pertumbuhan global.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Perdagangan global harus mengedepankan pendekatan win-win bukan zero sum”, tutur Retno.
Ia melanjutkan, Indonesia senantiasa berkomitmen untuk mendorong perdagangan bebas dan adil. Komitmen tersebut diwujudkan Indonesia untuk terus menjembatani penyelesaian perjanjian perdagangan bebas dan di saat yang sama menyelesaikan berbagai perjanjian perdagangan bebas dengan berbagai negara.
Kedua, Indonesia menekankan pentingnya kepemimpinan global untuk mewujudkan tata kelola dunia saat ini.
“Forum G-20 harus menjadi platform dan model bagi kepemimpinan global. Kepemimpinan global harus memperkuat nilai-nilai multilateralisme yang dapat mendorong perdamaian, stabilitas dan kemakmuran dunia” sebut Menlu RI.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Selain dua hal tersebut, Menlu Retno juga garisbawahi pentingnya membangun kemitraan yang tulus dengan Afrika. Kemitraan yang saling menguntungkan dan komitmen untuk tumbuh bersama dengan negara Afrika adalah bentuk kerjasama yang harus dikembangkan dengan Afrika.
“Kita harus mendukung penuh solusi yang berasal dari Afrika. Bagi Indonesia, Kawasan Afrika adalah salah satu prioritas Politik Luar Negeri Indonesia.” kata Menlu RI.
Pada tahun 2018, Indonesia menggelar Indonesia-Africa Forum dan dilanjutkan dengan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue tahun 2019. Hal ini dilakukan untuk membangun hubungan ekonomi dan pembangunan yang saling menguntungkan dengan negara Afrika khususnya dalam bidang infrastruktur.
Di sela-sela pertemuan G-20, Menlu Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Selandia Baru, Jepang, Australia, Chile, Belanda, Menteri Urusan Persemakmuran, PBB dan Asia Selatan Inggris dan Gubernur Prefektur Aichi.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri G20 merupakan pertemuan penutup dari Presidensi Jepang pada G20 Tahun 2019. Setelah Jepang, Presidensi G20 secara berturut-turut akan dipegang oleh Arab Saudi (2020), Italia (2021), India (2022) dan Indonesia (2023).
Arab Saudi telah mengumumkan bahwa pertemuan Sherpa G20 di bawah Presidensi Arab Saudi akan diselenggarakan di Riyadh, 4-5 Desember 2019.
G20 merupakan forum kerja sama negara-negara perekonomian besar dunia yang secara kolektif mewakili 85 persen GDP dunia, 75 persen perdagangan global dan 2/3 penduduk dunia.
G20 sendiri beranggotakan 19 negara, yakni: Amerika Serikat, Afrika Selatan, Argentina, Australia, Brazil, China, Kanada, Jepang, Jerman, India, Indonesia, Italia, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Saudi Arabia, Turki dan 1 Kelompok Regional (Uni-Eropa). (T/Sj/P1)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)