Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Hadapan Dubes Cina, Ketum Muhammadiyah: Kasus Ahok Tak Ada Kaitan Etnik dan Agama

habibi - Senin, 20 Februari 2017 - 21:35 WIB

Senin, 20 Februari 2017 - 21:35 WIB

393 Views ㅤ

 Jakarta, 22 Jumadil Akhir 1438/20 Februari 2017 (MINA) – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa kasus yang menjerat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Thaja Purnama (Ahok) sama sekali tidak ada kaitannya dengan etnis dan agama melainkan murni pelanggaran hukum.

Hal itu dikatakannya saat melakukan pertemuan kurang lebih selama dua jam dengan Duta Besar Cina untuk Indonesia Xie Feng di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah Menteng, Jakarta Pusat.

“Kami sampaikan kalau di Indonesia sekarang ada masalah mengenai Gubernur DKI Jakarta, itu tidak ada hubungannya dengan soal agama dan etnik,” ujar Nashir kepada wartawan seusai pertemuan pada Senin (20/2) sore.

Kedua belah pihak juga membicarakan tentang hal yang selama ini berkembang di masyarakat mengenai isu tenaga kerja asing Cina yang bekerja di Indonesia, bahwa hanya ada tidak lebih dari 20 ribu orang Cina yang bekerja, sedangkan terkait isu 10 juta warga Cina itu merupakan target wisatawan berkunjung ke Indonesia hingga tahun 2020.

Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis

Selain membahas isu hangat di Indonesia, kedatangan Dubes Xie Feng juga untuk menyambung kembali sejarah Islam di Indonesia dan hubungannya dengan Cina yang sudah terjalin sejak berabad-abad silam.

“Beliau menginformasikan, di RRC ada 21 juta Muslim dan ada sekitar 100 juta umat beragama yang memperoleh perlindungan hak-hak beragama,” kata Haedar.

Ia juga menyampaikan bahwa dulu hubungan antara Indonesia dengan Cina kurang begitu bagus, dan kini kedua belah pihak beritikat untuk melihat ke depan dan membangun tata dunia serta relasi antara masyarakat dan antar pemerintah karena hubungan keduanya  sebenarnya punya dasar sejarah yang baik.

Sementara itu, Duta Besar Cina untuk Indonesia Xie Feng di kesempatan yang sama mengatakan bahwa Muhammadiyah juga ulama-ulama Islam diundang untuk berkunjung ke Cina melakukan komunikasi dengan lembaga-lembaga Islam dan umat muslim di sana agar lebih tahu tentang kebijakan pemerintah Cina terhadap umat beragama khususnya umat Muslim.

Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan

Xie Feng juga mengaku senang karena diundang Muhammadiyah untuk berkunjung ke beberapa universitas milik Muhammadiyah di berbagai daerah karena bisa berbicara dengan pelajar-pelajar Indonesia dan Muslim Indonesia.

Ia juga mengatakan, beasiswa pertukaran pelajar antara Cina dan Indonesia juga akan ditingkatkan.

“Saya sangat senang datang sore ini. Semua diskusi ini penting, perlu adanya pertukaran pemikiran, untuk menjadi titik awal adanya perubahan di masa depan bagi hubungan Muhammadiyah dan pemerintah Cina,” tutupnya. (L/R08/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Masa Tenang Pilkada 2024 Dimulai Hari Ahad Ini

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
MINA Preneur
Indonesia
Dunia Islam
MINA Sport
Indonesia