New York, MINA – Dengan sebagian besar negaranya masih terendam setelah banjir dahsyat baru-baru ini, Perdana Menteri Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif menyerukan bantuan global untuk membantu negaranya menghadapi konsekuensi bencana iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan keterkejutan yang kita alami atau bagaimana wajah negara ini berubah,” kata Muhammad Shehbaz Sharif dalam debat tingkat tinggi tahunan Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (23/9).
“Selama 40 hari dan 40 malam, banjir alkitabiah mengguyur kami, memecahkan rekor cuaca selama berabad-abad, menantang semua yang kami ketahui tentang bencana, dan bagaimana mengelolanya,” tambahnya.
Hampir delapan juta orang mengungsi akibat bencana tersebut, menurut PBB, yang bersama dengan pihak berwenang dan mitra terus menjangkau penduduk yang terkena dampak dengan barang-barang bantuan yang sangat dibutuhkan.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Hingga saat ini, lebih dari 1.500 orang telah tewas, termasuk 552 anak-anak.
PM Pakistan mencatat, sekitar 33 juta orang sekarang berada dalam risiko bahaya kesehatan, lebih dari 13.000 kilometer jalan rusak, satu juta rumah telah hancur dan satu juta lainnya rusak serta empat juta hektar tanaman hanyut.
“Pakistan belum pernah melihat contoh yang lebih nyata dan lebih dahsyat dari dampak pemanasan global,” tegasnya. “Kehidupan di Pakistan telah berubah selamanya.”
Pada kunjungannya ke Pakistan awal bulan ini, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan dia belum pernah melihat “pembantaian iklim dalam skala ini,” dan menyerukan dukungan keuangan yang mendesak dengan mengatakan itu bukan hanya masalah solidaritas tetapi juga masalah keadilan. (T/RE1/P1)
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Mi’raj News Agency (MINA)