Samarkand, Uzbekistan, 1 Dzulhijjah 1437/3 September 2016 (MINA) – Jenazah Presiden Uzbekistan, Islam Abduganiyevich Karimov, telah dimakamkan di kampung halamannya di Samarkand, Sabtu (3/9).
Jasad Karimov, yang meninggal pada Jumat (2/9) di usia 78 tahun setelah menderita stroke, dibawa ke Kompleks Pemakaman Shah-i-Zinda setelah upacara pemakaman di Lapangan Registan, Aljazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pemimpin veteran yang sekaligus presiden pertama Uzbekistan itu telah memerintah salah satu negara pecahan Uni Soviet tersebut sejak negara itu berdiri tahun 1989. Hampir setengah dari 32 juta warga negara itu lahir setelah Karimov berkuasa.
Tanpa penerus yang jelas, kematian Karimov telah memicu kesedihan yang bercampur dengan ketidakpastian tentang masa depan negara.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
“Saya masih tidak percaya ini terjadi,” kata seorang warga 39 tahun dari Ibu Kota Tashkent, yang berada di antara ribuan orang yang berbaris di jalan utama Sabtu dini hari untuk menyaksikan iring-iringan jenazah menuju ke Samarkand.
“Saya tidak tahu apa yang terjadi sekarang, saya merasa kehilangan,” tambah pria yang menolak diidentifikasi itu.
Perdana Menteri Shavkat Mirziyoyev telah ditunjuk sebagai pemimpin upacara pemakaman Karimov, yang dipandang oleh berbagai kalangan sebagai sinyal kuat bahwa ia akan menjadi presiden berikutnya.
“Saya pikir dalam koridor kekuasaan, mereka sudah mulai bertarung,” ujar Kamoliddin Rabbimov, seorang pakar politik independen yang berbasis di Perancis, mengatakan kepada kantor berita AFP.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Di samping itu, banyak orang telah mengantisipasi bahwa Karimov akan digantikan oleh putrinya, Gulnara, seorang pengusaha dan bintang pop. Namun ia tidak tampak di tengah-tengah anggota keluarga dalam iring-iringan jenazah sang ayah.
Jika suksesi kekuasaan tidak berjalan mulus bukan tidak mungkin Uzbekistan, yang berbatasan dengan Afghanistan, bisa tergelincir ke jurang kekerasan.
Penasehat politik senior Rusia, Yuri Ushakov, mengatakan pada Sabtu bahwa Moskow sangat berharap situasi politik di Uzbekistan tetap stabil. (P022/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina