Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Sidang Umum PBB, Netanyahu Klaim Beri Bantuan ke Gaza, Faktanya Warga Alami Kelaparan Akut

Widi Kusnadi Editor : Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 27 September 2025 - 09:29 WIB

Sabtu, 27 September 2025 - 09:29 WIB

17 Views

Perdana Menteri penjajah Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: Palinfo)

New York, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menuai kritik keras setelah menyampaikan klaim kontroversial dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (26/9). Dalam pernyataannya, Netanyahu mengklaim bahwa Israel setiap harinya memasukkan dua juta ton bantuan makanan ke Jalur Gaza.

Namun, klaim tersebut berlawanan dengan fakta di lapangan. Data dari lembaga kemanusiaan internasional menunjukkan bahwa Gaza saat ini menghadapi krisis kelaparan paling parah dalam sejarah modern, di mana 90 persen penduduknya terpaksa mengungsi dan sebagian besar hidup tanpa akses memadai terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Laporan PBB bahkan menyebutkan bahwa lebih dari 65 ribu warga Palestina telah terbunuh akibat agresi brutal Israel sejak Oktober 2023, sementara ratusan ribu lainnya mengalami kelaparan akut.

Selain itu, Netanyahu juga menyampaikan keyakinannya bahwa kerja sama dengan Israel akan memberikan akses kepada negara-negara mitra untuk mengembangkan teknologi mutakhir di berbagai sektor.

Baca Juga: Mehdi Hasan Kritik Islamofobia dan Nyatakan Dukungan bagi Palestina di Aksi “No Kings”

Namun, pengamat internasional mencatat bahwa negara-negara yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain, tidak menunjukkan kemajuan signifikan dari kerja sama tersebut.

Bahkan, banyak di antara mereka menghadapi kritik publik karena dianggap mengabaikan isu kemanusiaan di Palestina.

Sidang Majelis Umum PBB tahun ini menjadi sorotan dunia karena berlangsung di tengah eskalasi konflik Israel-Palestina yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Lebih dari 150 negara anggota PBB kini telah mengakui negara Palestina, sementara tekanan terhadap Israel semakin meningkat, termasuk tuntutan penghentian agresi militer dan masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza.

Dalam beberapa sesi sebelumnya, banyak negara mengecam serangan Israel yang dianggap sebagai genosida dan mendesak adanya gencatan senjata permanen.

Baca Juga: UEA Kirim 7.200 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Pascagencatan Senjata

Namun, dukungan kuat Amerika Serikat dan sejumlah sekutu Barat masih menjadi penghalang bagi terwujudnya resolusi yang lebih tegas terhadap Israel.

Pidato Netanyahu yang sarat klaim tanpa bukti nyata dinilai sebagai upaya propaganda untuk membelokkan perhatian dunia dari kejahatan perang yang dilakukan militernya di Gaza. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Tergetkan Normalisasi dengan Saudi dan Indonesia Sebelum Pemilu

Rekomendasi untuk Anda