Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah Gempuran Zionis, Pemadaman Internet Membungkam Suara Warga Gaza

Rana Setiawan Editor : Ali Farkhan Tsani - 38 detik yang lalu

38 detik yang lalu

0 Views

Kondisi Kota Gaza setelah seramgan udara Zionis Israel pada malam hari. (Foto: X)

Kota Gaza, MINA – Lebih dari 24 jam Gaza terputus total dari jaringan internet, menjerumuskan lebih dari dua juta penduduknya dalam isolasi penuh di tengah gempuran serangan udara dan invasi darat penjajah Zionis Israel. Suara-suara warga yang terjebak dalam kepungan seakan dibungkam, seolah mereka tak pernah ada.

Dalam kondisi tanpa saksi dan tanpa liputan media, warga Palestina dipaksa keluar dari rumah mereka, menghadapi kelaparan, kekerasan, dan kematian di tengah gelapnya blokade informasi.

“Mereka dibunuh dalam kegelapan, tanpa media, tanpa komunikasi, tanpa saksi… persis seperti yang diinginkan Israel,” ungkap aktivis Palhumanity Nagham Abu Hamila, melaporkan untuk Global Sumud Flotilla dari Kota Gaza, diterima MINA, Jumat (19/9).

Menurut Nagham, strategi tersebut bukan sekadar operasi militer, tetapi merupakan inti dari rencana sistematis pembersihan etnis dan genosida. Ini adalah bisnis inti Israel, genosida yang disponsori negara. Penderitaan rakyat Palestina tak terbatas. Dan dunia hanya menonton,” ungkapnya.

Baca Juga: Enam Tentara Zionis Tewas, Hamas: Kota Gaza Akan Jadi Kuburan Pasukan Israel

Dalam pesannya, Nagham menegaskan bahwa mereka yang berada di Gaza tetap berjuang untuk bertahan hidup, meski komunikasi baru pulih.

“Setelah lebih dari 24 jam tanpa internet, akhirnya jaringan kembali. Tapi pemboman, pembantaian, genosida, semuanya masih terus terjadi setiap jam, setiap menit, setiap detik. Saat ini pengungsian massal sedang berlangsung di Jalan Rashida. Tank-tank Israel semakin mendekat ke pusat kota. Situasinya makin memburuk dari waktu ke waktu. Semua mata harus tertuju pada Gaza City,” katanya.

Sedikitnya 33 warga Palestina tewas dan 146 lainnya luka-luka dalam 24 jam terakhir akibat genosida penjajah Zionis Israel yang terus berlangsung di Jalur Gaza, menurut sumber medis setempat dilaporkan Wafa, Jumat.

Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi bahwa jumlah korban meninggal sejak agresi Israel dimulai pada Oktober 2023 kini mencapai 65.174 jiwa, sementara 166.071 orang lainnya terluka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Warga Gaza Dirikan Tenda di Jalanan untuk Selamat dari Serangan Israel

Layanan darurat masih kesulitan menjangkau banyak korban luka maupun jasad yang tertimbun reruntuhan atau tergeletak di jalan-jalan, karena pasukan pendudukan Israel terus menargetkan kru ambulans dan pertahanan sipil.

Serangan Israel berlanjut tanpa henti meski Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera, dan Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan perintah agar Israel mengambil langkah-langkah mencegah genosida serta meredakan krisis kemanusiaan akut di Gaza.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Yahudi Ultra-Ortodoks Kembali Bentrok dengan Militer Israel

Rekomendasi untuk Anda