Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Tengah Perselisihan Internal, Netanyahu Gelar Rapat Kabinet Keamanan

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 21 detik yang lalu

21 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet di Yerusalem, 7 Oktober 2024. (Foto: GPO)

Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan rapat Kabinet Keamanan pada Senin (28/7) malam di tengah meningkatnya perselisihan internal, dengan para menteri utama mengancam akan mengundurkan diri.

Saluran 12 mengatakan agenda rapat tersebut mencakup perang di Gaza, bantuan kemanusiaan, dan negosiasi mengenai potensi pertukaran tahanan dengan Hamas. Demikian dikutip dari Anadolu.

Menurut lembaga penyiaran publik Israel, KAN, Netanyahu mengundang Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir untuk hadir setelah sebelumnya mengecualikan mereka dari keputusan pengiriman bantuan ke wilayah Palestina yang terkepung tersebut.

Pertemuan tersebut menyusul ancaman Smotrich untuk mundur, setelah Netanyahu mengakui bahwa bantuan kemanusiaan telah memasuki Gaza meskipun kebijakan pembatasan ketat yang telah berlangsung lama mendorong wilayah tersebut ke dalam kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Menlu Spanyol Kecam Israel atas Kelaparan di Gaza, Desak Akses Bantuan Tanpa Hambatan

Pada Ahad, militer Israel menyatakan telah mengizinkan pengiriman bantuan melalui udara dalam jumlah terbatas dan mengumumkan apa yang disebutnya “penangguhan taktis lokal atas aktivitas militer” di wilayah-wilayah tertentu untuk memfasilitasi pengiriman.

Namun, organisasi-organisasi kemanusiaan menolak langkah tersebut dan menganggapnya sebagai langkah publisitas belaka, menekankan bahwa Israel terus memblokir bantuan vital melalui penyeberangan Gaza sejak Maret sementara warga sipil menghadapi kelaparan.

Smotrich, yang sebelumnya mengancam akan meninggalkan pemerintahan jika “bahkan sebutir beras pun” mencapai Gaza, kini mengatakan sejumlah besar bantuan masuk tanpa persetujuannya, menyebutnya sebagai penghinaan politik.

Sumber-sumber politik mengatakan kepada KAN bahwa Smotrich sangat marah karena Netanyahu bertindak tanpa berkonsultasi dengannya, terlepas dari perannya sebagai mitra koalisi utama dan anggota lingkaran dalam yang mengawasi serangan Israel baru-baru ini terhadap Iran.

Baca Juga: Saudi Tegaskan Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Negara Palestina

“Jika krisis ini tidak terselesaikan dalam beberapa jam atau hari mendatang, pengunduran dirinya menjadi kemungkinan yang sangat nyata,” kata sumber-sumber tersebut.

Partai Zionisme Religius pimpinan Smotrich memegang tujuh kursi Knesset, tetapi bersekutu dengan partai-partai sayap kanan lainnya yang menguasai 14 kursi di parlemen yang beranggotakan 120 orang. Kepergiannya saja tidak akan menggulingkan pemerintah, tetapi dapat menggoyahkannya dan membuka jalan bagi mosi tidak percaya.

Krisis politik dalam koalisi Netanyahu terjadi ketika Israel menghadapi kritik internasional yang semakin meningkat atas genosida yang sedang berlangsung di Gaza dan bencana kelaparan yang melanda wilayah tersebut. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mantan PM Israel Sebut Negaranya Sedang Hadapi Kehancuran

 

Rekomendasi untuk Anda