Jakarta, MINA – Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Jakarta menerima kunjungan beberapa komunitas pesantren dari Garut, Jawa Barat (Jabar) dalam program “Dialog Keragaman dan Pendidikan di Amerika” pada Selasa (9/7).
Duta Besar (Dubes) AS untuk Indonesia, Joseph R Donovan menyambut delegasi dengan hangat di kantor Kedubes AS di Jakarta. Dia menegaskan, hubungan Indonesia dan AS hingga saat ini sudah terjalin 70 tahun lamanya.
“Dialog Keragaman ini merupakan program strategis meningkatkan hubungan Indonesia dan AS,” kata Donovan.
Acara itu diikuti oleh 120 peserta yang berasal dari 29 pondok pesantren di Garut. Sebelumnya, pada bulan Ramadhan lalu, mereka mengadakan pelatihan jurnalistik untuk warga dan santri pesantren dengan bantuan Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
Muhammad Fakhruddin sebagai inisiator Madrasah Digital sekaligus ketua rombongan mengatakan, program ini merupakan upaya pemerintah AS dalam membantu para santri untuk dapat belajar dunia digital sehingga santri mampu memproduksi konten-konten positif di media sosial sekaligus sebagai upaya mengurangi hoaks di masyarakat.
Sementara itu, Sita Raiter selaku Wakil Ketua Atase Pers Kedubes AS di Jakarta mengatakan, pihaknya sangat senang menerima kunjungan para santri dan ajengan (ulama pengasuh) pondok pesantren tersebut. Dirinya berharap, program itu akan lebih memperkuat hubungan people to people antara AS dan Indonesia.
“Antara AS dan Indonesia memiliki kesamaan semboyan. Kalau di Indonesia ada “Bhineka Tunggal Ika”, di AS ada “E Plurubis Unum” yang artinya sama yaitu berbeda-beda tetapi tetap bersatu,” katanya.
Dalam acara tersebut, dijelaskan pula beberapa hal terkait bagaimana agar dapat belajar di negeri Paman Sam itu. “Saat ini ada hampir 8000 orang Indonesia yang belajar di AS,” papar Writer.
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
Siswa MAN 10 Jakarta, Sufi Azkia Salma juga memberikan pengalamannya ketika mengikuti program pertukaran pelajar “YES Program” yang diadakan kedutaan AS. Ia berkesempatan untuk tinggal di negara bagian Utah selama satu tahun untuk menimba pengalaman di negeri yang saat ini dipimpin Donald Trump itu.
Beberapa mahasiswa magang dari AS juga mempresentasikan video social experimen tentang reaksi warga AS ketika melihat ada pemuda Muslim yang mendapat perundungan. Ia adalah Alexa, mahasiswa dan Linsi Princeton University dan Linsi yang menceritakan kiprahnya menjadi atlet cabang atletik AS. (L/P2/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara