Xinjiang, MINA – Protes dan seruan untuk memboikot film baru Disney, Mulan, menyebar di Twitter setelah terungkap bahwa adegan dari film tersebut diambil di beberapa bagian China di mana pemerintah China melakukan pelanggaran hak asasi manusia massal, termasuk genosida budaya terhadap etnis minoritas, Uyghur.
Seruan boikot mulai meningkat awal pekan ini, ketika beberapa pengguna media sosial melihat kredit akhir, yang mengucapkan terimakasih kepada badan keamanan pemerintah di provinsi Xinjiang, di mana lebih dari satu juta Muslim Uyghur ditahan, MEMO melaporkan, Rabu (9/9).
Biro keamanan publik Turpan sendiri telah dimasukkan dalam daftar hitam departemen perdagangan AS tahun lalu karena keterlibatannya dalam penindasan Muslim Uyghur.
Dalam salah satu adegan film aksi yang awalnya dijadwalkan rilis pada Maret 2020 tetapi ditunda karena wabah global COVID-19 itu menampilkan Mulan berlari melintasi atap, di mana salah satu kamp interniran dapat dilihat di latar belakang.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Anggota Parlemen Inggris dari Partai Konservatif, Duncan Smith, mengutuk tindakan Disney serta badan keamanan Xinjiang dan menyebutnya “mengerikan”.
Gerakan Kebangkitan Nasional Turkestan Timur menyerukan seluruh dunia untuk memboikot film tersebut dan menuntut Disney membatalkan semua pemutaran dan mengeluarkan permintaan maaf kepada Uyghur.
Selain itu, Film Mulan juga telah mendapat kecaman beberapa bulan lalu, menghadapi seruan untuk boikot oleh para pendukung pengunjuk rasa anti-pemerintah Hong Kong setelah aktor utama, Liu Yi Fei, secara terbuka menyatakan dukungannya untuk tindakan keras polisi terhadap para demonstran di Hong Kong. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun