Beirut, MINA – Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, telah diberi waktu 72 jam untuk membebaskan seluruh sandera dan melucuti senjatanya oleh Presiden AS Donald Trump yang telah mengemukakan rencananya untuk gencatan senjata di Jalur Gaza pada Senin (29/9).
Namun, hingga Selasa (30/9), Hamas belum menanggapi “20 Poin Perdamaian Trump” terkait rencananya untuk Gaza, di saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa militer Israel akan tetap berada di sebagian besar wilayah tersebut, setelah ia memberikan dukungan kepada presiden AS. This is Beirut melaporkan.
Rencana Trump tersebut menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera oleh Hamas dalam waktu 72 jam, pelucutan senjata Hamas, dan penarikan bertahap Israel dari Gaza, diikuti oleh otoritas transisi pascaperang yang dipimpin oleh Trump sendiri.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan pada Senin bahwa kelompok tersebut belum menerima rencana 20 poin tersebut, tetapi seorang pejabat yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut kemudian mengatakan kepada AFP bahwa mediator Qatar dan Mesir telah bertemu dengan Hamas untuk memberikan dokumen tersebut.
Baca Juga: Kisah Gadis Bermata Cokelat, Fans Real Madrid dan Pemain Catur di Kamp Nuseirat
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan kepala intelijen Mesir Hassan Mahmoud Rashad “baru saja bertemu dengan para negosiator Hamas dan membagikan rencana 20 poin tersebut. Para negosiator Hamas mengatakan bahwa mereka akan meninjaunya dengan itikad baik dan memberikan tanggapan,” kata sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim.
Dalam sebuah pernyataan video yang diunggah di kanal Telegramnya setelah konferensi pers bersama Trump, Netanyahu mengatakan, militer akan tetap berada di sebagian besar Gaza, dan juga mengatakan ia tidak menyetujui negara Palestina selama pembicaraannya dengan Trump.
“Kami akan membebaskan semua sandera kami, dalam keadaan hidup dan sehat, sementara (militer Israel) akan tetap berada di sebagian besar Jalur Gaza,” ujarnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Gereja Palestina: Israel Musnahkan Keberadaan Kristen di Gaza