Didin: Pemerintah Tak Perlu Capek Sertifikasi Khatib Jumat

Wakil Ketua Wantim , Didin Hafiduddin

 

Jakarta, 8 Jumadil Awwal 1438/6 Januari 2017 (MINA) – Wakil Ketua Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Didin Hafidhuddin mengatakan, pemerintah tidak perlu capek-capek membuat sertifikasi khatib salat Jumat.

“Langkah ini, hanya membuat kecurigaan dan kontraproduktif. Untuk apa gunanya, kitakan sudah punya lembaga yang mewadahi para alim ulama yaitu MUI,” kata Didin di Kantor MUI Pusat, Jakarta Pusat, Senin (6/2).

Menurut Didin, lebih baik kerja sama dengan MUI kemudian melakukan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kualitas ulama, misalnya penataran-penataran yang dibiayai pemerintah.

“Jadi jangan kemudian menimbulkan kesan, kok curiga amat sih kepada ulama, para khatib dan dai,” ujar Didin.

“Bangsa ini bisa bertahan dari segala ujian karena ada ulama, para khatib, guru agama dan para santri. Mereka rela tidak dibayar untuk membangun negara dan menyelamatkan NKRI,” jelas Didin.

Namun, di hari yang sama, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Agama (Pinmas Kemenag) Mastuki memastikan bahwa info sertifikasi khatib salat Jumat yang viral melalui media sosial adalah berita bohong atau hoax.

Penegasan ini disampaikan oleh Mastuki menyusul beredarnya informasi seputar hal teknis penyelenggaraan sertifikasi khatib.

“Saya pastikan info sertifikasi khatib yang viral di media sosial adalah info bohong atau hoax,” tegasnya di Jakarta, Senin (6/2).  (L/R03/RI-1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.