Didukung Koalisi Arab, Gantz Berpotensi Hadang Netanyahu Berkuasa

Yerusalem, MINA – Saingan utama Perdana Menteri , , mendapat dukungan dari koalisi Arab pada Ahad (15/3) untuk membentuk pemerintah, yang berpotensi menghadang Netanyahu untuk tetap berkuasa.

Setelah pemilihan umum ketiga dalam waktu kurang dari setahun, Netanyahu masih kekurangan tiga kursi sebelum membentuk blok mayoritas di Knesset.

Perdana Menteri telah meminta Gantz, mantan kepala militer Israel, untuk menyetujui “pemerintahan darurat” guna melawan pandemi global.

Namun, Gantz sejauh ini bersikap dingin terhadap proposal tersebut. Sementara itu dia masih bisa mencoba membentuk pemerintahan minoritas sendiri, menyingkirkan pemimpin terlama Israel, demikian Al Jazeera melaporkan.

Presiden Israel Reuven Rivlin pada Ahad mengatakan, dia telah memutuskan untuk memberikan Gantz kesempatan pertama untuk membentuk pemerintahan baru. Kantor Presiden mengumumkan keputusannya Ahad malam setelah berkonsultasi dengan para pemimpin semua partai yang dipilih untuk parlemen.

Berbicara pada pertemuan dengan Rivlin, ketua aliansi partai Arab Joint List, Ayman Odeh, mengatakan, para pemilih tegas mengatakan ‘tidak’ kepada pemerintah sayap kanan dan Benjamin Netanyahu.

Joint List sekarang merupakan partai terbesar ketiga di parlemen Israel, setelah mencapai rekor yang ditunjukkan dalam pemilihan 2 Maret.

Odeh menyebut, koalisinya tidak akan bergabung dengan pemerintah yang dipimpin oleh Gantz, tetapi berpotensi memberikan suara yang cukup untuk memerintah.

Beberapa jam setelah semua 15 anggota Joint List merekomendasikan Gantz, pemimpin partai sekuler Yisrael Beiteinu Avigdor Liberman juga mengatakan pada Ahad, dia membuat rekomendasi yang sama kepada Presiden Rivlin.

Gantz sekarang memiliki mayoritas 61 kursi dari 120 anggota Knesset. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.